Penari yang menggunakan busana adat suku Dayak. (Pinterest/@drinartono)YOGYAKARTA - Indonesia memiliki keberagaman suku dan bahasa. Salah satu suku besar yang mendiami wilayah Kalimantan adalah suku Dayak, suku asli yang memiliki kekayaan budaya dan bahasa yang luar biasa. Mereka tersebar di lima provinsi di Pulau Kalimantan, yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Utara.Pada masa prasejarah, suku Dayak dikenal sebagai penutur bahasa Austronesia, rumpun bahasa besar yang berasal dari Taiwan dan menyebar ke wilayah Nusantara. Seiring perkembangan zaman dan interaksi antarsuku, bahasa Dayak berkembang menjadi banyak variasi dan dialek yang berbeda di setiap daerah. Hal ini membuat bahasa Dayak menjadi salah satu kekayaan linguistik yang menarik untuk ditelusuri.Ragam Bahasa yang Digunakan oleh Suku DayakSecara umum, suku Dayak terbagi dalam enam rumpun besar, yaitu Klemantan, Iban, Apokayan, Murut, Ot Danum-Ngaju, serta Punan. Setiap rumpun memiliki ciri khas budaya dan bahasa yang berbeda-beda. Rumpun Punan diyakini sebagai rumpun tertua yang telah mendiami wilayah Kalimantan sejak ribuan tahun lalu.Dalam kesehariannya, masyarakat Dayak menggunakan bahasa Dayak yang termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa ini memiliki struktur dan kosakata yang beragam, tergantung pada daerah dan sub-suku yang menggunakannya. Beberapa bahasa bahkan memiliki kemiripan dengan bahasa yang digunakan di Sarawak, Malaysia, karena kedekatan geografis dan hubungan historis antarwilayah.Suku Dayak memiliki banyak dialek dan bahasa lokal yang digunakan oleh berbagai sub-suku di Kalimantan. Berikut 10 di antaranya yang paling dikenal dan masih digunakan hingga kini.Bahasa NgajuBahasa ini merupakan salah satu dialek paling umum dan digunakan luas oleh suku Dayak di Kalimantan Tengah. Bahasa Ngaju juga memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan sastra dan budaya Dayak di wilayah tersebut.Bahasa BidayuhBahasa Bidayuh digunakan oleh suku Dayak Bidayuh di Kalimantan Barat dan Sarawak. Bahasa ini memiliki beberapa variasi dialek tergantung daerah pemakaiannya.Bahasa KenyahBahasa Kenyah digunakan oleh masyarakat Dayak Kenyah di Kalimantan Timur dan sebagian wilayah Sarawak. Bahasa ini dikenal halus dan banyak digunakan dalam percakapan adat.Bahasa IbanBahasa Iban banyak digunakan oleh suku Dayak Iban yang tersebar di Kalimantan Barat dan Sarawak, Malaysia. Bahasa ini juga digunakan dalam berbagai upacara adat dan lagu tradisional Dayak Iban.Bahasa PunanBahasa ini digunakan oleh suku Dayak Punan yang dikenal sebagai salah satu kelompok tertua di Kalimantan Timur. Meskipun jumlah penuturnya menurun, bahasa Punan tetap dilestarikan dalam komunitas pedalaman.Bahasa KayanBahasa Kayan merupakan bahasa yang digunakan oleh suku Dayak Kayan yang juga mendiami Kalimantan Timur. Bahasa ini memiliki struktur yang mirip dengan Kenyah, namun berbeda dalam pelafalan dan kosakata.Bahasa BakumpaiBahasa Bakumpai digunakan oleh suku Dayak Bakumpai yang tinggal di Kalimantan Selatan. Bahasa ini juga banyak dipengaruhi oleh bahasa Banjar karena interaksi sosial yang intens.Bahasa Ot DanumBahasa Ot Danum digunakan oleh masyarakat Dayak Ot Danum di Kalimantan Tengah. Bahasa ini memiliki ciri khas unik dan menjadi bagian dari rumpun Ot Danum-Ngaju.Bahasa Ma’anyanBahasa Ma’anyan juga berasal dari Kalimantan Tengah dan digunakan oleh suku Dayak Ma’anyan. Bahasa ini memiliki kesamaan dengan beberapa bahasa di rumpun Austronesia bagian timur.Bahasa ModangBahasa Modang digunakan oleh suku Dayak Modang di Kalimantan Barat. Meskipun jumlah penuturnya tidak sebanyak bahasa lain, Modang tetap menjadi identitas penting bagi komunitasnya.Bahasa Dayak adalah salah satu aset budaya terbesar di Indonesia. Setiap bahasa dan dialeknya mencerminkan sejarah panjang serta hubungan yang erat antara manusia dan alam Kalimantan. Sayangnya, beberapa bahasa Dayak mulai terancam punah akibat modernisasi dan berkurangnya penggunaan bahasa daerah di kalangan generasi muda.Upaya pelestarian bahasa Dayak terus dilakukan melalui pendidikan, penelitian, dan festival budaya. Pemerintah daerah bersama lembaga adat berperan penting dalam menjaga agar bahasa-bahasa ini tetap hidup di tengah arus globalisasi. Dengan menjaga bahasa, masyarakat Dayak juga menjaga identitas dan jati diri mereka sebagai bagian dari kekayaan bangsa Indonesia.