Salat jenazah korban tewas serangan Israel di Jalur Gaza. (Sumber: WAFA)JAKARTA - Indonesia memiliki sikap yang konsisten terkait upaya mengakhiri konflik di Jalur Gaza, mewujudkan kemerdekaan Negara Palestina untuk perdamaian sejati, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Yvonne Mewengkang Hari Selasa.Hari ini genap dua tahun konflik terbaru di Jalur Gaza antara kelompok militan Palestina yang dipimpin Hamas dengan Israel pecah pada 7 Oktober 2023.Indonesia bersama negara-negara di dunia dan badan internasional menyerukan agar perang segera diakhiri, saat jumlah korban tewas dan luka-luka terus bertambah setiap hari."Sejak pecahnya konflik di Gaza, Indonesia konsisten menyerukan gencatan senjata, pelindungan warga sipil, dan akses kemanusiaan tanpa hambatan," kata Yvonne dalam pesan singkat kepada VOI.id, Selasa 7 Oktober."Tidak ada alasan yang membenarkan penargetan terhadap warga sipil," tegasnya.Presiden RI Prabowo Subianto saat berbicara di PBB. (Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden)Serangan 7 Oktober 2023 ke wilayah selatan Israel yang dilancarkan kelompok militan Palestina yang dipimpin Hamas menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyebabkan 251 lainnya disandera menurut perhitungan Israel, dikutip dari Reuters.Itu dibalas Israel dengan melakukan serangan udara, blokade, hingga operasi militer ke wilayah Jalur Gaza.Di sisi lain, sumber medis di Gaza mengonfirmasi hingga kemarin jumlah korban tewas Palestina akibat agresi dan genosida Israel sejak 7 Oktober 2023 telah mencapai 67.160 orang, sementara korban luka-luka mencapai 169.679 orang, dikutip dari WAFA.Angka itu termasuk mereka yang tewas akibat kelaparan dan malnutrisi lantaran kebijakan blokade Israel sejak awal konflik pecah. Sempat dicabut, Israel kembali memberlakukan blokade sejak 2 Maret 2025.Integrated Food Security Phase Classification (IPC) mendeklarasikan Gaza dilanda bencana kelaparan pada Agustus lalu. Hingga 30 September, mereka yang tewas akibat kelaparan dan malnutrisi di Gaza telah mencapai 453 orang, di mana 150 di antaranya merupakan anak-anak.Upaya perdamaian konflik di Gaza terus dilakukan, dengan Mesir, Qatar dan Amerika Serikat berupaya menjadi mediator. Secercah harapan untuk mengakhiri konflik sempat timbul saat kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera dicapai dan berlaku pada 19 Januari hingga 18 Maret.Juru bicara Kemlu RI Yvonne Mewengkang. (VOI/Fauzi)Setelahnya, Israel kembali melakukan operasi militer di Gaza. Agustus lalu, kabinet Israel menyetujui upaya menguasai Kota Gaza untuk memberikan kekalahan total terhadap Hamas dan membebaskan seluruh sandera. Ofensif terbaru setelahnya dimulai pada Bulan September lalu.Indonesia menegaskan, akar konflik terletak pada pendudukan Israel yang berkepanjangan, kata Yvonne."Selama pendudukan ini belum berakhir, perdamaian sejati tidak akan tercapai," tandasnya.Situasi di Gaza yang memburuk menjadi bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, membuat desakan internasional untuk segera diakhirinya penderitaan warga Gaza.Terbaru, Gedung Putih pekan lalu mengungkapkan proposal perdamaian Gaza Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang terdiri dari 20 poin.Sejak kemarin, delegasi Hamas, Israel, serta mediator yang terdiri dari AS, Mesir dan Qatar melanjutkan perundingan tidak langsung guna mewujudkan gencatan senjata di Gaza.Operasi militer Israel di Gaza. (Sumber: Israel Defense Forces)Pertemuan hari pertama yang dikatakan berlangsung dalam atmosfer positif, akan dilanjutkan pada hari ini. Presiden Trump sendiri yakin kesepakatan dapat segera dicapai."Setiap upaya perdamaian harus berlandaskan keadilan, hukum internasional, serta hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri," tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri RI.Bencana kemanusiaan di Jalur Gaza juga memicu gelombang pengakuan Negara Palestina yang dilakukan oleh sejumlah negara. Inggris, Kanada, Australia dan Portugal mengumumkan pengakuan Negara Palestina sehari sebelum High Level Week Sidang Majelis Umum ke-80 PBB dimulai pada 21 September di Markas PBB New York, Amerika Serikat.Setelahnya, Luksemburg, Belgia, Andorra, Prancis, Malta, Monako dan San Marino menyusul mengakui Negara Palestina di sela-sela SMU ke-80 PBB, sehingga jumlah total negara yang mengakui Palestina menjadi 159 dari 193 negara anggota PBB sejak mendiang pemimpin Palestina Yasser Arafat mendeklarasikan negara tersebut dari Aljazair pada tahun 1988.Presiden RI Prabowo Subianto menekankan sikap Indonesia mengenai Solusi Dua Negara untuk mengakhiri konflik di Gaza dan mencapai perdamaian abadi, saat dua kali berbicara dalam rangkaian SMU ke-80 PBB.Pertama dalam High-level International Conference for the Peaceful Settlement of the Question of Palestine and the Implementation of the Two-State Solution pada 22 September. Kedua saat mengikuti sesi Debat Umum SMU ke-80 PBB pada 23 September."Indonesia konsisten mendukung Solusi Dua Negara sesuai parameter internasional yang telah disepakati, serta terus berperan aktif dalam diplomasi internasional untuk mendorong pengakuan kedaulatan Palestina, termasuk melalui OKI, Liga Arab, dan di PBB yang menghasilkan New York Declaration pada 12 September 2025," urai Yvonne."Kemlu akan terus mengawal penegakan resolusi dan hukum internasional terkait Palestina. Kemlu juga akan terus kembangkan kerja sama bilateral dengan Palestina serta kerja sama internasional untuk rekonstruksi Gaza, dan pemberdayaan Palestina, termasuk secara ekonomi," pungkasnya.