Evakuasi anak-anak Gaza ke Eropa. (Twitter/@hans_kluge)JAKARTA - Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) pada Hari Selasa mengecam harga yang sangat mahal yang dibayarkan oleh anak-anak tak berdosa di Jalur Gaza, saat konflik di wilayah kantong Palestina itu genap berlangsung dua tahun pada Hari Selasa.UNICEF juga mendesak Israel untuk segera mengumumkan gencatan senjata guna mengakhiri apa yang disebutnya sebagai kekerasan "belum pernah terjadi sebelumnya" di wilayah kantong yang terkepung tersebut."Selama hampir dua tahun terakhir, anak-anak telah menanggung harga terberat dalam krisis ini," ujar juru bicara UNICEF Ricardo Pires, dalam jumpa pers PBB di Jenewa, Swiss, dilansir dari Anadolu 8 Oktober.Lebih jauh ia mengatakan "rata-rata satu anak tewas atau cacat setiap 17 menit," menyebut angka tersebut "tidak dapat diterima" dan "mengejutkan."Pires menekankan anak-anak yang mengalami trauma fisik dan psikologis yang parah, telah menjadi yatim piatu atau mengungsi berkali-kali, dihadapkan pada "kengerian yang seharusnya tidak pernah dilihat atau dialami oleh anak mana pun."Dalam kesempatan tersebut Pires juga mengatakan inkubator dan ventilator yang sangat dibutuhkan untuk bayi prematur telah diblokir. UNICEF diketahui konsisten menyuarakan kekhawatiran atas penolakan akses kemanusiaan yang berulang.Staf UNRWA memberikan pelayanan kesehatan ke anak-anak Gaza. (Twitter/@UNRWA)"Kita berbicara tentang anak-anak yang berbagi masker oksigen agar tetap hidup," katanya, seraya mencatat satu dari lima bayi di Gaza sekarang lahir prematur.Badan tersebut masih menunggu izin untuk mengirimkan peralatan medis penting dari utara ke selatan, meskipun telah berulang kali diminta.Malnutrisi juga melonjak, dengan lebih dari 10.000 anak didiagnosis menderita malnutrisi akut dalam dua bulan terakhir, ujarnya.Sekitar 2.400 anak di Kota Gaza saat ini sedang menjalani perawatan untuk malnutrisi akut yang parah, yang diperingatkan Pires dapat berakibat fatal jika mereka tidak mendapatkan perawatan."Respons yang tidak proporsional yang terjadi setelahnya (Oktober 2023), yang masih berlanjut hingga saat ini, harus diakhiri, dan harus diakhiri sekarang juga," pintanya.Mengatakan UNICEF menyambut baik upaya perdamaian Amerika Serikat, tetapi Pires memperingatkan pemboman dan serangan udara terus berlanjut di Gaza utara dan selatan.Pada 29 September, Presiden AS Donald Trump meluncurkan proposal 20 poin yang mencakup pembebasan semua tawanan Israel dengan imbalan tahanan Palestina, gencatan senjata, pelucutan senjata Hamas, dan pembangunan kembali Gaza. Hamas pada prinsipnya menyetujui rencana tersebut.Diketahui, konflik terbaru di Jalur Gaza pecah pada 7 Oktober 2023, saat kelompok militan Palestina yang dipimpin Hamas menyerang wilayah selatan Israel, menewaskan 1.200 orang dan menyebabkan 251 lainnya disandera, menurut perhitungan Israel seperti dikutip dari Reuters.Itu dibalas Israel dengan melakukan serangan udara, blokade hingga operasi darat di Jalur Gaza.Gencatan senjata dan pertukaran sandera disepakati kedua pihak yang bertikai dan berlaku pada 19 Januari - 18 Maret.Sumber-sumber medis di Jalur Gaza mengumumkan pada Hari Selasa, jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 67.173, sementara jumlah korban luka telah mencapai 169.780 orang, termasuk 20.179 anak-anak, 10.427 perempuan, 4.813 lansia dan 31.754 laki-laki, seperti melansir WAFA.