BPI Danantara (Foto: dok. VOI)JAKARTA - Pemerintah menilai Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara berpotensi untuk berinvestasi dalam proyek penyimpanan karbon seiring dengan meningkatnya fokus Indonesia pada pengembangan teknologi carbon capture and storage (CCS) di Indonesia.Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Nurul Ichwan mengatakan Danantara memiliki kepentingan untuk mendorong proyek-proyek yang masuk dalam daftar proyek strategis nasional (PSN).“Kemungkinannya menurut saya Danantara punya kepentingan untuk itu. Karena salah satu dari Danantara itu untuk mendorong proyek-proyek strategis nasional. Tapi dengan catatan memang dia juga profitable gitu,” ujar Nurul saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Selasa, 7 Oktober.Menurut Nurul, proyek CCS merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat internasional. Apalagi, negara yang mampu memproduksi energi bersih tentu akan memiliki posisi strategis dalam ekonomi hijau dunia.“CCS ini adalah bagian dari upaya pemerintah untuk memunculkan daya saing Indonesia. Sebagian negara yang bisa menghasilkan produk energi yang bersih, maka pasti CCS ini bisa jadi perhatiannya,” tuturnya.Nurul bilang mekanisme penjajakan investasi dimulai dari penilaian internal Kementerian Investasi. Analisis akan dilakukan berdasarkan dampak ekonomi dan juga lingkungan.Lebih lanjut, Nurul bilang jika proses analisa tersebut rampung dan menghasilkan dampak besar bagi negara, maka proyek tersebut akan diajukan ke Danantara.“Nanti secara finansial Danantara akan mendalami lagi, mengkaji sampai nanti mereka punya kesepakatan apakah akan berinfiltrasi atau tidak. Tapi di awalnya prosesnya banyak beberapa proyek yang dilakukan sekarang di Danantara itu, awalnya adalah memang melalui kita,” ujarnya.“Kan juga menterinya juga CEO Danantara (Rosan Roeslani) juga. Jadi koordinasi kita very nice lah so far,” sambungnya.