Sebulan Terhenti Akibat Serangan Siber, JLR Bakal Lanjutkan Produksi

Wait 5 sec.

Range Rover. (Foto: Land Rover Media)JAKARTA - Sebulan lebih Jaguar Land Rover (JLR) diterpa hal yang merugikan ketika serangan cyber memaksa pabrikan untuk melakukan penutupan global semua pabrik. Bahkan, dampaknya sangat luas termasuk kerugian diperkirakan mencapai 5 juta euro per hari setara Rp96,4 miliar.Namun, tampaknya semuanya semakin membaik. Menurut laporan dari Drive, dikutip Selasa, 7 Oktober, JLR akan melanjutkan produksi setelah terhenti selama sebulan.Dalam pernyataannya, pembuat mobil mengungkapkan mulai mengulang kembali secara bertahap, dan beberapa bagian manufakturnya akan dilanjutkan dalam beberapa hari mendatang.Sementara, berdasarkan laporan BBC, JLR akan melanjutkan manufaktur pertama di Wolverhampton, Inggris."Seiring berlanjutnya pemulihan operasional kami secara bertahap dan terkendali, kami mengambil langkah lebih lanjut menuju pemulihan dan kembali memproduksi kendaraan kelas dunia kami," tulis JRL di laman pabrikan, dikutip VOI hari ini.Dukungan penuh pemerintah InggrisMelihat potensi dampak yang semakin luas, pemerintah Inggris bergerak cepat. Menteri Negara untuk Bisnis dan Perdagangan, Peter Kyle, bersama Menteri Perindustrian, Chris McDonald, telah mengunjungi fasilitas JLR untuk membahas langkah restart produksi dan strategi penyelamatan rantai pasokan.“Kami punya dua prioritas membantu Jaguar Land Rover kembali beroperasi secepat mungkin, dan menjaga kesehatan jangka panjang rantai pasokan,” kata McDonald.Terdapat dua opsi dukungan dari pemerintah setempat yang sedang dipertimbangkan. Mulai dari pembelian komponen untuk membantu arus kas hingga JLR kembali berproduksi penuh.Selain itu, ada juga pinjaman yang dijamin oleh pemerintah, meskipun ide ini disebut kurang menarik bagi sebagian pemasok.Serangan SiberDipublikasikan 11 September, peristiwa tersebut berdampak serius bahkan melumpuhkan operasi JLR secara global dan menghentikan produksi mobil Land Rover sejak saat itu. Dalam pernyataan resmi yang dirilis di laman pabrikan pada 10 September, JLR menyebutkan bahwa mereka telah bekerja sama dengan pihak kepolisian dan para ahli keamanan siber untuk memulihkan sistem internal mereka.Perusahaan akan menghubungi pihak-pihak yang datanya terkena dampak, mengindikasikan bahwa data tersebut mungkin berhubungan dengan pelanggan dan berpotensi dicuri.