Survei EY: Sebagian Besar Perusahaan Alami Kerugian Finansial Terkait Risiko Saat Menerapkan AI

Wait 5 sec.

AI masih dianggap meningkatkan efisiensi dan produktivitas. (foto; x @DeepLearn007 ·)JAKARTA  – Hampir setiap perusahaan besar yang telah menerapkan kecerdasan buatan (AI) mengalami kerugian finansial awal. Hal ini diketahui menurut survei terbaru EY yang dirilis pada Rabu 8 Oktober. Kerugian ini umumnya disebabkan oleh kegagalan kepatuhan, keluaran data yang salah, bias algoritma, atau gangguan terhadap target keberlanjutan perusahaan.Survei yang dilakukan oleh EY — firma jasa bisnis asal Inggris yang sebelumnya dikenal sebagai Ernst & Young — melibatkan 975 eksekutif yang bertanggung jawab atas penerapan AI di perusahaan dengan pendapatan tahunan lebih dari 1 miliar dolar AS (sekitar Rp72,85 triliun). Survei tersebut dilakukan secara anonim pada Juli hingga Agustus 2025 di berbagai negara.Total kerugian gabungan akibat penerapan AI diperkirakan mencapai 4,4 miliar dolar AS (sekitar Rp320 triliun). EY mencatat bahwa indikator seperti pertumbuhan pendapatan, penghematan biaya, dan kepuasan karyawan masih berada di bawah ekspektasi.Meski demikian, mayoritas perusahaan yang disurvei tetap optimistis bahwa penerapan AI pada akhirnya akan memberikan manfaat besar.“AI jelas meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Orang-orang bisa bekerja lebih banyak dalam waktu lebih singkat. Namun, nilai ekonominya belum langsung terasa karena peningkatan tersebut masih diinvestasikan kembali untuk memperbanyak pekerjaan, bukan untuk langsung memangkas biaya atau meningkatkan pendapatan,” ujar Joe Depa, Global Chief Innovation Officer EY, dikutip VOI dari Reuters.Survei EY berfokus pada penerapan yang disebut sebagai “Responsible AI” — yaitu serangkaian langkah yang menilai sejauh mana perusahaan memiliki kebijakan tata kelola internal untuk penggunaan AI, panduan yang jelas untuk karyawan, serta sistem pemantauan kepatuhan.EY menyatakan bahwa perusahaan dengan kebijakan “Responsible AI” yang lebih matang menunjukkan kinerja lebih baik dalam hal penjualan, efisiensi biaya, dan kepuasan karyawan dibandingkan perusahaan yang belum memiliki pedoman tersebut.