Ilustrasi - Deretan mobil tangki antri mengisi BBM di pompa Fuel Terminal Sei Siak, Jalan Sungai Duku, Pekanbaru, Kamis, (2/10/2025). (Foto: ANTARA)JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan pemerintah menyiapkan peta jalan penggunaan etanol sebagai campuran Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin sebanyak 10 persen (E10). Lalu, amankan hal tersebut ke mesin kendaraan?Bahlil mengungkapkan bahwa rencana penerapan E10 pada produk BBM sendiri telah mendapat restu dari Presiden Prabowo Subianto."Kalau itu, kita kan baru ratas (rapat terbatas). Setelah ratas, baru kita membuat peta jalannya. Peta jalannya lagi dibuat ya," kata Bahlil, belum lama ini.Sementara itu, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menambahkan pelaksanaan mandatori E10 akan melibatkan berbagai pihak, termasuk badan usaha swasta dan pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).Melihat keputusan tersebut, Pakar Otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu mengatakan campuran E10 ke dalam bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin, masih aman. Namun, digunakan untuk kendaraan modern keluaran 2010 ke atas."Campuran etanol pada BBM 10 persen (E10) umumnya aman pada mesin mobil dan motor injeksi keluaran 2010 ke atas, karena material selang, seal, pompa, injektor, serta kalibrasi ECU sudah kompatibel, sehingga manfaatnya justru meningkatnya angka oktan (lebih tahan knocking), menurunkan emisi CO," kata Yannes Martinus Pasaribu dikutip Jumat, 10 Oktober.Bahkan, Yannes menyebut jika kandungan etanol sebesar 5 persen, masih bisa diterima dengan seluruh kendaraan baik model lama maupun baru. Dengan catatan, pemilik harus melakukan sedikit modifikasi terkait selang, seal, diafragma pompa yang harus kompatibel dengan karakteristik etanol.Disarankan, sebaiknya para pemilik kendaraan baik motor atau pun mobil untuk kembali melihat buku panduan dari pabrikan. Ini demi menyesuaikan BBM seperti apa yang cocok untuk mesin kendaraannya.