Samator Prioritaskan Standar HSE: Kesehatan Karyawan hingga Pakai Truk Listrik

Wait 5 sec.

Operasional di Plant Samator Bambe, Gresik, Jawa Timur. Foto: Farusma Okta Verdian/kumparanPT Samator Indo Gas Tbk, dikenal sebagai salah satu perusahaan gas industri yang memiliki fasilitas strategis dalam produksi. Sebagai perusahaan gas industri terkemuka, Samator terus menerapkan standar Safety, Health, and Environment (SHE). Hal ini tampak dari perlindungan keamanan karyawan, pengecekan kesehatan, pemakaian teknologi ramah lingkungan, hingga pelibatan masyarakat sekitar untuk mengurangi emisi karbon.Samator menerapkan sistem monitoring keselamatan kerja berbasis digital melalui aplikasi pelaporan di setiap area operasional. Seluruh data pelaporan tersebut terintegrasi secara terpusat pada dashboard, yang memungkinkan pemantauan kondisi keselamatan kerja secara real-time dan menyeluruh di seluruh area kerja."Melalui HIRADC (Hazard Identification, Risk Assessment, and Determining Control), setiap area memiliki penilaian dan pengaturan spesifik yang terintegrasi dalam sistem. Misalnya, di area ASP terdapat aturan mengenai larangan penggunaan atau pembawaan barang tertentu, demikian pula di area H2 dengan ketentuan yang disesuaikan dengan potensi risikonya masing-masing. Selain itu, standar penggunaan seragam bagi driver dan pekerja juga telah diatur secara rinci, seperti ketentuan penggunaan lengan panjang atau pendek, sebagai bagian dari upaya mitigasi risiko di setiap area kerja," kata Head of Integrated Quality Assurance & Environment-Social-Governance, Indra Perdana, kepada kumparan saat visit Plant Samator, Bambe, Gresik, Jawa Timur.Setiap tahunnya, Samator juga menyelenggarakan training untuk seluruh karyawan terkait mitigasi keselamatan. Menurut Indra, keselamatan kerja merupakan tanggung jawab bersama antara perusahaan dan masing-masing karyawan."Kalau ada yang bagus, kita kasih reward. Tapi kalau melanggar, ya kita punishment," ucapnya"Nah, day per day di setiap plant Samator terdapat HSE Officer yang bertugas sebagai koordinator keselamatan kerja di area tersebut. Namun, Samator menekankan bahwa keselamatan bukan hanya tanggung jawab HSE Officer semata, melainkan tanggung jawab seluruh karyawan. Keselamatan merupakan bagian dari kesadaran dan basic human nature untuk tetap selamat, sehingga setiap individu memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman," tambahnya.Operasional di Plant Samator Bambe, Gresik, Jawa Timur. Foto: Farusma Okta Verdian/kumparanSamator berupaya menanamkan pemahaman tentang pentingnya keselamatan kepada setiap karyawan. Tujuannya agar kesadaran individu tumbuh dari dalam diri, bukan semata karena aturan, tetapi karena kesadaran pribadi akan pentingnya bekerja dengan amanKemudian, salah satu sistem keselamatan di Samator yang diterapkan yakni pemasangan hydrant yang bisa menyuplai air hingga dua jam ketika ada hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam penanganan kebakaran, Samator juga berkoordinasi dengan pihak damkar."Jadi sistem hydrant itu kita desain berdasarkan jarak yang kita tempuh dari damkar ke tempat kita. Jadi, sebelum kita bikin kapasitas kolam itu, kita menghubungi damkar dulu. Petugas damkar itu akan ngasih tahu, 'Oh, kalau dari tempat kita ke Samator 30 menit.' Jadi, harus punya kapasitas minimal 30 menit dari sebelum damkar itu tiba," ujarnya."Karena hydrant maupun APAR itu adalah pertolongan kita pertama, tapi yang berkompeten lah yang wajib untuk memadamkan itu. Nah, kalau itu sudah setengah jam kalau sudah pasti, kita kalikan dua aja biar aman, siapa tahu kena macet atau dia terlambat kenapa. Nah, itu kita kasihkan paling tidak sejam atau dua jam air itu ada," lanjut dia.Samator juga memastikan mitigasi keselamatan ketika ada kebocoran gas. Pertama, alarm yang terpasang di seluruh ruangan akan berbunyi secara otomatis. Petugas langsung memeriksa lokasi tepat kebocoran gas itu terjadi. Penanganannya pun dilakukan sesuai kondisi di lapangan dan tetap memperhatikan aspek keselamatan petugas."Petugas tidak langsung turun memeriksa saat terjadi kebocoran. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengamati arah angin. Jika arah angin mengarah ke posisi petugas, maka ia akan bergerak ke arah sebaliknya agar gas berbahaya tidak terhirup. Apabila kondisi kebocoran tidak memungkinkan untuk ditangani di tempat, maka operasional plant akan segera dimatikan. Saat plant berhenti beroperasi, kebocoran pun akan ikut terhenti, sehingga potensi bahaya dapat dihindari," jelasnya."Jika sebelum plant dimatikan masih terdapat valve atau keran yang bisa ditutup, petugas akan menutupnya terlebih dahulu agar kebocoran bisa dihentikan sementara. Setelah itu, barulah dilakukan perbaikan pada titik kebocoran. Tindakan cepat ini sangat penting, karena kebocoran kecil yang dibiarkan dapat berkembang menjadi ledakan," imbuh Indra.Operasional di Plant Samator Bambe, Gresik, Jawa Timur. Foto: Farusma Okta Verdian/kumparanSamator juga memprioritaskan kesehatan karyawan dengan melakukan pemeriksaan secara rutin, sebagai bagian yang terpenting dalam kegiatan operasional pabrik gas."Karyawan, terutama yang terpapar zat-zat lain yang mungkin kurang aman dalam aktivitas sehari-hari, sudah mendapatkan MCU atau medical check up tahunan. Namun, pemeriksaan ini bukan sekadar medical check up biasa, karena jenis pemeriksaannya disesuaikan dengan line of work atau bidang pekerjaan masing-masing karyawan," jelas Indra.Bagi karyawan yang bekerja di bagian produksi, kata Indra, Samator akan memberikan pelayanan kesehatan khusus, termasuk kesehatan organ dalam.“Sebagai contoh, bagi karyawan yang bekerja di area operasional seperti ASP, pemeriksaan dilakukan lebih spesifik, meliputi pemeriksaan paru-paru menggunakan alat spirometri, serta pemeriksaan pendengaran untuk memastikan tidak ada gangguan akibat paparan di lingkungan kerja. Sementara itu, bagi karyawan yang bekerja di area perkantoran, pemeriksaan lebih difokuskan pada tes kesehatan umum, seperti cek darah dan pemeriksaan dasar lainnya,” kata Indra.Penyesuaian ini memastikan setiap karyawan mendapatkan pemeriksaan kesehatan yang tepat dan relevan dengan aktivitas kerja mereka, sehingga kondisi kesehatan dapat terpantau secara optimal," ungkapnya."Tujuannya apa? Agar kita bisa memitigasi namanya penyakit akibat kerja. Misalnya orang itu sudah 5 tahun di situ nih, ternyata bagian tubuhnya ada yang mulai berdampak nih, oke. Kita obati dan kita pindahkan dahulu area kerjanya. Karena itu kan akibat kerjanya," lanjutnya.Tak hanya karyawan di kantor maupun produksi, Samator juga menjamin kesehatan bagi para sopir truk yang mengangkut gas. Sebab, para sopir salah satu ujung tombak suplai gas industri Samator."Para sopir itu biasanya kan mereka terpapar di luar ya, kayak kita nyetir, mesin getaran, itu kita periksa semuanya di sana. Jadi seperti paru-paru mereka menghirup udara di situ. Ya, itu kita periksa semua. Justru yang paling banyak diperiksa adalah orang-orang lapangan. Lebih banyak parameter periksanya mereka. Saya tahu nih sehat apa enggak," ucap Indra.Indra memastikan hingga kini, belum ada penyakit khusus yang diidap para pekerja lapangan. "Tapi sampai sekarang, dari Samator berdiri dari 1975 sampai sekarang, belum ditemukan penyakit akibat kerja yang diakibatkan oleh aktivitas di sana," tegasnya.Keselamatan LingkunganSamator menerapkan standar lingkungan dengan mengurangi jejak karbon dari aktivitas industrinya. Langkah yang dilakukan antara lain meliputi penggunaan sistem tenaga surya (solar system) untuk menekan emisi dari konsumsi listrik industri, pembaruan serta penggantian peralatan untuk meningkatkan efisiensi energi, dan pergantian material refrigeran yang lebih ramah lingkungan.“Selain itu, penghematan juga dapat dilakukan melalui tindakan sederhana oleh karyawan, seperti mematikan peralatan atau lampu saat tidak digunakan. Langkah-langkah sederhana ini memiliki dampak yang cukup signifikan dalam mendukung upaya efisiensi energi dan keberlanjutan lingkungan," terang Indra.Lalu, Samator juga tengah mencoba penggunaan truk listrik sebagai langkah penerapan energi terbarukan. Indra optimistis pemakaian teknologi terbarukan ini dapat diterapkan secara maksimal di Samator."Jadi truk-truk ini kita coba karena ya bisa dibilang Indonesia ini kan sedang berkembang dalam energi terbarukan yaitu mobil listrik ya. Cuma pernah lihat enggak mobil truk? truk listrik belum pernah kan lihat? Nah, kita mencoba untuk kita bawa teknologi dari luar. Kalau bisa ya mungkin samator akan jadi perusahaan pertama yang menggunakan truk listrik, pioneer," jelas Indra.Pada aspek eksternal dan lingkungan, Samator juga melibatkan masyarakat sekitar untuk mengurangi jejak karbon dengan melalui kegiatan penanaman pohon. Aspek ini dinilai penting karena sebagai indikator kepedulian lingkungan dari Samator pada masyarakat sekitar."Untuk jejak karbon sendiri yang untuk ke masyarakat, itu ada satu saja program yang mana jejak karbon ini ke masyarakat kita minta untuk mengurangi dengan melibatkan masyarakat menanam tumbuh-tumbuhan," ujarnya."Justru masyarakat ini menjadi parameter kami. Kalau kita tanam padi, kemudian tanam padinya rusak atau tidak tumbuh berarti kami menyebabkan pencemaran lingkungan di situ. Kalau padinya tumbuh-subur, hijau tidak kuning, berarti tidak ada masalah dengan lingkungan ditimbulkan di tempat kami," pungkas dia.