Tiba-Tiba Hilang? Ini 6 Tanda Si Dia Berniat ‘Ghosting’ Sejak Awal

Wait 5 sec.

Ilustrasi (Alena Darmel/Pexels)JAKARTA - Ghosting, tindakan seseorang memilih menghilang daripada menghadapi pembicaraan sulit menjadi lebih sering dalam era digital ini, terutama ketika komunikasi hanya berjalan lewat layar. Dari sekian banyak pengalaman pahit, ada pola-pola khas yang biasanya muncul terlebih dahulu. Berikut ini enam tanda yang kerap ditampilkan oleh orang yang memilih ghosting ketimbang mengungkapkan perasaannya secara jujur, dilansir Your Tango, Selasa, 7 Oktober.Pujian Berlebihan Sejak AwalSeseorang yang akan “ghost” sering memberi pujian berlebihan dari hari-hari pertama. Kata-kata manis, perhatian tanpa batas, janji-janji manis semuanya bisa terasa begitu intens, kadang sulit dipercaya. Ini bisa jadi sinyal bahwa mereka sedang “mempersiapkan panggung” untuk kemudian mundur ketika keintiman emosional mulai diuji. Tiba-tiba Menghilang dan Muncul KembaliAda masa ketika komunikasi terasa sangat intens, lalu tiba-tiba jauh, hilang begitu saja, kemudian muncul kembali dengan wajar. Pola “cek-cek lalu hilang” seperti ini adalah strategi menjaga jarak emosional, sebelum benar-benar menghilang. Enggan Membuat Rencana NyataMeskipun sering berkomunikasi lewat pesan, mereka enggan berkomitmen untuk bertemu langsung, meski sudah “ngobrol” berhari-hari. Jika dia selalu punya “alasan” untuk menunda pertemuan, bisa jadi itu pertanda bahwa dia tidak benar-benar mau menghadapi realitas bersama Anda. Terlalu Banyak Bicara soal Hubungan Gagal di Masa LaluMembicarakan kisah cinta yang gagal secara berlebihan bisa menjadi sinyal, dia belum menyelesaikan urusan emosionalnya sendiri. Ini juga merupakan cara untuk memasang tameng ketika sebuah hubungan mulai menuntut keterbukaan. Butuh Waktu Lama Membalas Pesan atau TeleponDulu responsnya cepat seperti “Maaf, meeting sekarang, nanti aku hubungi” tapi kini jedanya melebar, muncul seolah kebetulan. Lambat merespons ini bisa menunjukkan bahwa dia mulai menjaga jarak atau menguji seberapa lama Anda akan menunggu. Alasan Tak Pernah Cukup MeyakinkanKetika ditanya kenapa jarang temui atau jarang bicara, dia akan memberi alasan-alasan “masalah kerja”, “sibuk keluarga”, “ada urusan mendadak.” Alasan itu terasa masuk akal, tapi jika terlalu sering dan tanpa jeda, justru menjadi petunjuk bahwa sebenarnya dia mulai “menarik mundur”.Meredam Luka, Menjaga Harga DiriGhosting bisa sangat menyakitkan karena ia tidak memberi ruang untuk “penutupan”. Tapi penting diingat: hilangnya komunikasi itu tidak selalu soal Anda, melainkan cerminan ketidakmampuan seseorang menghadapi konflik emosional secara dewasa.Berikut beberapa langkah menjaga diri agar tidak terlalu terluka:Berhenti mengejar komunikasi secara membabi buta. Bila Anda selalu menjadi pihak yang menghubungi, ini malah membuat Anda rentan.Berikan jarak agar emosi mereda dan Anda bisa berpikir jernih.Tak perlu mencari penjelasan yang sempurna; kadang jawabannya tidak akan datang.Fokus pada diri sendiri: memperkuat harga diri, melakukan hobi, menjalin hubungan dengan teman dan keluarga.Belajar dari pengalaman: perhatikan tanda-tanda sejak awal agar tak terjebak lagi di situasi serupa.Kalau Anda mengalami ghosting, Anda tidak sendiri tetapi Anda punya hak untuk menjaga diri Anda sendiri. Dalam dunia kencan modern yang penuh dinamika dan ambivalensi, memahami pola komunikasi, meski kadang pahit bisa membuat Anda lebih siap menghadapi masa depan yang lebih sehat secara emosional.