Ilustrasi pramugari Swedia Foto: Shutter StockBagi sebagian orang, terbang ke destinasi eksotis di ketinggian 30 ribu kaki adalah impian saat liburan. Namun bagi pramugari, kenyataan bisa sangat berbeda. Sejumlah awak kabin mengaku bahwa justru perjalanan wisata di luar jam kerja membuatnya tak bersemangat. Pramugari Emirates Airlines yang berbasis di Dubai, Estelle Jones, membagikan pengalamannya lewat unggahan TikTok yang viral. Ia menuturkan bahwa setelah berbulan-bulan terbang tanpa henti, waktu cuti yang didapat justru tidak lagi identik dengan “liburan.”Ilustrasi seragam pramugari Emirates Foto: Shutter Stock“Begitu cuti datang, saya tetap harus mengemas koper lagi, pergi ke bandara lagi, duduk di pesawat lagi, menyesuaikan diri dengan zona waktu baru, dan tidur di tempat tidur yang bukan milik saya. Semua itu terasa seperti mengulang rutinitas kerja,” kata Jones. Menurutnya, kebiasaan bepergian terus-menerus membuat sensasi liburan terasa hambar. Meski menyadari ada masalah yang lebih berat di dunia, ia mengaku butuh jeda dari pola perjalanan berulang yang justru memicu rasa jenuh.Pesawat American Airlines terparkir di Bandara Ronald Reagan, AS. Foto: REUTERS/Joshua RobertsPramugari Lain Rasakan Hal yang SamaFenomena ini bukan hanya dialami Jones. Sejumlah awak kabin dari maskapai besar lainnya, seperti American Airlines dan Southwest Airlines juga menuturkan pengalaman serupa, meski mereka mendapat fasilitas tiket gratis atau diskon khusus karyawan.“Kadang saya ambil cuti hanya untuk bisa tidur di kasur sendiri selama seminggu,” ungkap seorang pramugari senior. Ada pula yang menyebut gagasan harus kembali ke bandara saat libur tahunan terasa “menyiksa”.Pramugari (ilustrasi). Foto: Aditia Noviansyah/kumparanDari perspektif pariwisata, cerita ini mengungkap sisi lain dunia penerbangan, bahwa orang yang sehari-hari bekerja di sektor perjalanan justru bisa kehilangan semangat untuk berwisata. Bagi wisatawan, hal ini menjadi pengingat bahwa liburan sejatinya adalah tentang merasakan jeda dari rutinitas, tak melulu harus identik dengan bepergian jauh.Bagi para pelaku perjalanan, termasuk wisatawan biasa, menjaga keseimbangan antara eksplorasi dan waktu rehat di rumah bisa menjadi kunci, agar liburan tetap terasa menyenangkan.