Ilustrasi tingginya tekanan akademik membuat anak SD alami kecemasan berlebih sumber: Ai Generated via chat GPTDalam beberapa tahun terakhir, sering kita dengar tentang anak-anak SD yang harus mengikuti les setelah sekolah, menghadapi tumpukan PR, hingga begadang karena belajar untuk ujian. Meski terdengar biasa, namanya juga sekolah, tetapi jika diteliti lebih dalam, beban akademik yang berat justru membuat beberapa anak mengalami kecemasan yang berlebihan.Anak-anak di usia SD seharusnya berada pada fase bermain dan belajar dengan bahagia. Namun, karena tekanan untuk selalu berprestasi, mereka seringkali dipaksa belajar lebih dari kemampuan mereka. Ini mengakibatkan banyak anak merasa takut melakukan kesalahan, mudah gugup saat ujian, bahkan ada yang menjadi lesu dan kehilangan semangat.Situasi ini menjadi perhatian bagi kita semua, terutama bagi orang tua dan guru. Pendidikan seharusnya mendukung perkembangan anak, bukan menjadi beban. Jika mereka sudah merasa tertekan di SD, bagaimana dengan tantangan di masa depan ketika kehidupan makin kompleks?Kecemasan berlebih pada anak bukan hanya berkaitan dengan akademik. Efeknya dapat berdampak pada kesehatan mental dan fisik. Anak menjadi sulit tidur, rentan sakit kepala, bahkan ada yang menarik diri dari lingkungan sosial. Padahal, masa SD adalah periode penting untuk membentuk rasa percaya diri, kreativitas, dan kebahagiaan.Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua dan sekolah untuk mengevaluasi kembali pendekatan pendidikan mereka. Prestasi memang penting, tetapi kesehatan mental anak jauh lebih utama. Memberikan kesempatan untuk bermain, membiarkan mereka bereksperimen, serta menanamkan kecintaan pada belajar jauh lebih bermanfaat ketimbang hanya mengejar nilai tinggi.Mungkin sudah saatnya kita menghentikan pertanyaan, “Berapa nilai yang didapat?”dan beralih ke pertanyaan, “Apa yang menyenangkan dari pelajaran hari ini?” Dengan cara ini, anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bahagia dan percaya diri.