Presiden Erdogan: Tidak Adil Membebankan Perdamaian hanya ke Palestina dan Hamas

Wait 5 sec.

Presiden Erdogan. (Sumber: Presidency of The Republic of Turkiye)JAKARTA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan tidaklah adil membebankan perdamaian di Jalur Gaza hanya kepada Palestina dan Hamas, menegaskan komitmen dukungan Ankara.Itu disampaikannya saat berbicara dalam pertemuan Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Party) yang dipimpinnya Hari Rabu."Kami sedang melakukan upaya intensif di segala bidang, mulai dari bantuan kemanusiaan, kontak diplomatik hingga penghentian perdagangan, pengakuan Negara Palestina," ujarnya, dilansir dari Daily Sabah 9 Oktober."Sebagai Turki, kami melakukan apa pun yang diperlukan tanpa ragu untuk mengakhiri pembantaian massal yang telah menewaskan 67.000 saudara-saudari kami di Gaza, dan hampir 170.000 orang tak berdosa terluka," lanjutnya."Tidak adil jika hanya membebankan beban perdamaian kepada Hamas dan Palestina," tegas Presiden Erdogan.Hamas dan Israel kembali melanjutkan perundingan tidak langsung di Mesir, membahas proposal perdamaian 21 poin yang diinisiasi Presiden Amerika Serikat Donald Trump, sejak Hari Senin dengan mediator AS, Mesir dan Qatar.Turki menyambut baik rencana perdamaian Presiden Trump untuk mengakhiri konflik Palestina-Israel, mengutus kepala intelijen Ibrahim Kalin, untuk memantau perundingan demi tercapainya rencana tersebut.Presiden Erdogan mengatakan pada Hari Rabu, mereka memberikan dukungan aktif bagi upaya perdamaian Presiden Trump, "untuk mengeluarkan kawasan ini dari kebuntuan ini.""Dalam perundingan kami dengan para pemimpin lain, genosida di Gaza dan eskalasi agresi Israel selalu menjadi agenda utama. Kami meningkatkan kesadaran akan fakta bahwa pemerintah Israel, yang bertindak berdasarkan delusi 'Tanah Perjanjian', dapat membawa kawasan kami menuju bencana jika tidak dihentikan. Tujuan kami adalah memastikan stabilitas yang langgeng di kawasan kami sebelum lebih banyak nyawa tak berdosa melayang," urai Presiden Erdogan.Presiden Turki mengungkapkan, kelompok militan Palestina Hamas menanggapi positif rencana Trump dan secara terbuka menunjukkan kesediaannya untuk perdamaian."Namun, perdamaian bukanlah burung bersayap satu. Menyerahkan seluruh beban perdamaian kepada Hamas dan Palestina tidaklah adil, tidak benar, atau tidak realistis," ujarnya.