Menjaga Euforia Sirkuit Mandalika di Tengah Minimnya Promosi MotoGP Indonesia

Wait 5 sec.

Sejumlah pebalab dalam Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 yang berlangsung pada 3-5 Oktober 2025 di Pertamina Mandalika International Circuit, kawasan The Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. (ANTARA/HO-InJourney)JAKARTA – Ajang balap motor dunia MotoGP yang digelar di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, bukan sekadar ajang balapan kelas dunia, tapi juga bagian dari promosi pariwisata Indonesia. Namun hingga tiga tahun digelar, tantangan MotoGP Mandalika masih sama, terus dibayangi isu sepi penonton.MotoGP Mandalika pertama kali digelar pada 19-20 Maret 2022. Meski di awal gelarannya berhasil menarik peminat, namun kini balap motor MotoGP Mandalika kurang terdengar gaungnya.Hingga dua pekan sebelum balapan, penjualan tiket GP Mandalika baru mencapai Rp600 juta. Angka ini jauh lebih kecil dibanding periode yang sama tahun lalu, yaitu sekitar Rp6 miliar hingga Rp7 miliar hingga dua pekan sebelum balapan.Jumlah penonton MotoGP Mandalika memang terus mengalami lonjakan, bahkan di tahun ini menjadi yang tertinggi dengan jumlah 140.324 penonton. Angka ini naik dari 102.801 (2022), 102.929 (2023), dan 121.251 (2024). Namun di setiap tahun pula, lonjakan penjualan tiket baru terjadi setelah Pemerintah Provinsi NTB memberikan diskon khusus untuk ASN dan warga ber-KTP NTB. Minat Pembeli Mancanegara RendahSirkuit Mandalika untuk pertama kalinya menggelar MotoGP pada 2022, setelah di tahun yang sama digelar perhelatan World Superbike atau Kejuaraan Superbike Dunia.Kehadiran MotoGP Mandalika diharapkan mampu menghidupkan kembali perekonomian Lombok, terutama Lombok Tengah. Pada perhelatan pertama, sekitar 60.000 penonton asing dan lokal memadati area Sirkuit Mandalika selama cara berlangsung.Selain menonton MotoGP, mereka juga datang untuk mengunjungi tempat wisata dan kuliner.Penonton Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 meningkat dari 2024. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)Menurut survei Litbang Kompas kala itu, rata-rata biaya yang dialokasikan penonton MotoGP selama di Lombok sekitar Rp12 juta per orang. Jumlah tersebut untuk tiket masuk MotoGP, tiket pesawat, hotel, atau penginapan, makan dan minum, transportasi lokal, belanja souvenir, serta wisata lokal.Secara umum biaya terbesar dialokasikan untuk tiket pesawat sekitar Rp3,5 juta, hotel atau penginapan Rp1,5 juta, dan tiket menonton MotoGP Rp2,5 juta.Aktivitas pengeluaran penonton selama MotoGP salah satunya tecermin dalam data uang yang keluar dari Bank Indonesia Provinsi NTB. Net uang keluar (outflow) mencapai Rp 326,9 miliar selama 1-18 Maret 2022. Tren net outflow sudah terlihat sejak sebulan sebelum ajang MotoGP, yakni Rp 66,6 miliar pada Februari 2022.Penyelenggaraan MotoGP Mandalika 2022 juga memberikan dampak ekonomi langsung bagi pelaku usaha. Pendapatan selama acara meningkat dengan kisaran peningkatan yang berbeda untuk setiap kategori usaha.Dampak ekonomi paling signifikan dirasakan pelaku usaha hotel dan penginapan. Rata-rata tingkat hunian melonjak dari sekitar 50 persen menjadi lebih dari 75 persen, bahkan bisa mencapai angka maksimal 100 persen untuk daerah Lombok Tengah. Itu pun belum menutup seluruh permintaan kamar yang dibutuhkan. Pemesanan kamar sudah dimulai sejak dua bulan sebelum acara dengan rata-rata menginap tujuh hari.Namun, meski dalam debutnya tampak berjalan mulus, dari tahun ke tahun gelaran MotoGP Mandalika sering diwarnai isu sepi peminat, termasuk tahun ini. Ada beberapa faktor penyebab, mulai dari mahalnya tiket, harga akomodasi dan transportasi melonjak, hingga kurangnya promosi.Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo), selaku pemegang hak penuh untuk mengelola tiket resmi, mengaku baru mendapatkan hak tersebut pada September 2025, padahal tiket sudah mulai dipasarkan sejak Februari lalu. Sebagai mitra resmi penjualan tiket MotoGP Mandalika di pasar domestik dan internasional, Astindo mencatat bahwa minat pembeli mancanegara masih rendah. Sebagian besar penonton yang sudah membeli tiket berasal dari pasar lokal, dengan kategori grandstand menjadi yang paling diminati.Mahalnya Akomodasi Membuat KapokSelain masalah teknis pengelolaan tiket, promosi ajang MotoGP 2025 Mandalika juga dinilai tidak sebanding dengan gelaran serupa di negara tetangga. Masalah lain yang menjadi penyebab sepinya MotoGP Mandalika adalah tingginya harga akomodasi yang harus dibayar calon penonton, terutama mahalnya tiket penerbangan menuju Lombok saat akhir pekan.  “Kalau di Sepang, Malaysia, atau Formula 1 di Singapura, promosi dilakukan besar-besaran, bahkan langsung menyasar Lombok. Sementara di Indonesia, promosi MotoGP lebih banyak terfokus di Jakarta,” kata Ketua Astindo, Sahlan M Saleh.Untuk menjaga euforia MotoGP Mandalika, Pemerintah Provinsi NTB mengambil langkah strategis dengan mewajibkan ASN hadir di ajang MotoGP, lengkap dengan harga tiket khusus. Diskon juga diberikan untuk warga ber-KTP NTB.Hal ini bukan sekadar langkah praktis, tetapi juga bagian dari strategi untuk menghidupkan gelaran, menstimulasi ekonomi lokal, dan memperkuat citra Mandalika sebagai destinasi internasional.MotogGP Mandalika memang menjadi ajang yang sangat mendukung sport tourism di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Namun, antusiasme penonton menjadi tantangan bagi penyelenggara event dunia tersebut.Dari tahun ke tahun harga akomodasi penginapan dan transportasi selama penyelenggaraan MotoGP banyak yang membuat kapok penonton. Mahalnya tiket pesawat juga membebani penonton untuk datang ke Lombok.Dua persoalan ini jelas menghambat upaya memajukan dan meramaikan KEK Pariwisata.Masalah ini sudah dikeluhkan sejak 2023. Nicholas Veri selaku pengamat dan race komentator MotoGP, yang menyatakan akomodasi menjadi persoalan utama bagi calon penonton.”Bayangkan, saya menginap di Kota Mataram yang cukup jauh dari Sirkuit Mandalika, harga kamar per malamnya Rp 4,5 juta dari harga normal Rp 550.000 per malam,” ujarnya.Pebalap MotoGP berpose dengan penggemar ketika mengikuti MotoGP Riders Parade di Jalan Udayana, Mataram, NTB, 1 Oktober 2025. Parade yang dimeriahkan 10 pembalap nasional dan internasional ini digelar menjelang Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 seri ke-18 di Sirkuit Mandalika pada 3-5 Oktober 2025. (Antara/Ahmad Subaidi)Nicholas menambahkan, tidak mengherankan jika banyak penggemar MotoGP lebih memilih menonton MotoGP di Sepang, Malaysia, karena jauh lebih murah dibandingkan dengan menonton MotoGP di Mandalika.”Dengan anggaran Rp 8 juta, saya bisa berdua menyaksikan langsung MotoGP di Sepang. Pengeluaran tersebut sudah termasuk harga tiket pesawat, penginapan, tiket menonton, dan biaya konsumsi selama MotoGP di Sepang,” ujar Nicholas.Melihat kondisi ini, ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian. Harus ada kebijakan khusus dari pemangku kepentingan termasuk pemerintah terkait harga tiket pesawat dan akomodasi jika menginginkan keberlanjutan MotoGP Mandalika tetap ramai ditonton oleh banyak penggemar.Selain itu, promosi masif dan terintegrasi juga perlu dilakukan, sehingga bisa menarik penonton dari luar daerah.