pemadangan kota wamena, sumber dokumentasi pribadi penulisSore di akhir pekan, saya menyempatkan mengunjungi salah satu kedai kopi yang populer di Abepura, Kota Jayapura. Saat melangkah masuk kedai, langsung disambut sapaan ramah dari barista dan tentunya aroma khas kopi yang tercium harum.Kedai kopi ini menyajikan berbagai olahan minuman kopi serta menjual biji kopi kemasan yang dapat dibeli untuk konsumsi sendiri, maupun dibawa sebagai buah tangan ketika keluar daerah. Jenis kopi yang tersedia adalah arabica yang tumbuh subur dan dibudidayakan di seluruh pelosok Pulau Papua.Dan sore itu, saya memesan segelas kopi susu aren, dan membeli beberapa bungkus biji kopi untuk saya bawa pulang ke Jakarta. Biji kopi kemasan yang dipilih berasal dari daerah Wamena, yang merupakan salah satu biji kopi terlaris dan rekomendasi dari Barista.Sambil menikmati segelas kopi, pikiran saya menerawang ke awal Juli kemarin, ketika mendapat penugasan ke kota Wamena.“Tidak ke Papua kalau tidak ke Wamena," ungkapan saya dengar ketika pertama kali menginjakkan kaki di kota ini. Pesan tersebut merupakan sebuah penekanan bahwa Kota Wamena memiliki pesona tersendiri, sebagai salah satu kota utama di pulau Papua.Potensi WilayahWamena yang terletak di tengah pulau papua, menjadikan sebagai kota yang strategis dan destinasi unik untuk dikunjungi. Dan penugasan dinas membawa saya terbang ke kota yang terletak di jantung Provinsi Papua Pegunungan, di hari perdana saya menjalani tugas sebagai Penyuluh Pajak di Kanwil DJP Papua, Papua Barat dan Maluku.Setelah penerbangan kurang lebih tiga puluh menit dari bandara Sentani, sampailah di bandara wamena dan disambut dengan keramahan dan kesejukan. Terkenal sebagai salah satu kota terdingin di Indonesia, Kota Wamena merupakan ibukota Provinsi Papua Pegunungan.Provinsi Papua Pegunungan sendiri adalah salah satu dari empat provinsi baru hasil pemekaran Provinsi Papua di Indonesia, yang resmi dibentuk pada tahun 2022, berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2022. Sehingga, Wamena memegang peranan penting sebagai pusat pemerintahan, ekonomi, pendidikan, dan pelayanan publik. Selain itu, Wamena terkenal sebagai penghasil kopi unggulan berkualitas yang terkenal, tidak hanya di Indonesia bahkan sampai tingkat dunia.Sebagai provinsi yang baru lahir, tentunya banyak tantangan yang dihadapi Provinsi Papua Pegunungan. Topografi pegunungan yang sulit untuk membangun infrastruktur, membuat akses transportasi yang cukup sulit, serta adanya konflik sosial yang sering terjadi di beberapa wilayah. Selain itu, akses pendidikan, kesehatan, dan tingkat kesejahteraan masyarakat, juga menjadi tantangan yang perlu di tuntaskan oleh pemerintah daerah setempat.Selain itu, kalau kita lihat terdapat banyak potensi yang dapat digali, antara lain keindahan alam, hasil pertanian, serta keberagaman suku dan budaya yang dapat dikembangkan menjadi objek pariwisata yang potensial.Tentunya, diperlukan pembangunan di berbagai sektor oleh pemerintah daerah untuk meningkatkan taraf ekonomi, kesejahteraan masyarakat, serta pelayanan yang maksimal oleh pemerintah daerah. Untuk melaksanakan pembangunan tersebut, diperlukan anggaran yang cukup besar untuk pembiayaan.Sumber Pendapatan DaerahMengutip laman bppkad.papuapegunungan.go.id, pembiayaan dan belanja Provinsi Papua Pegunungan bersumber dari pendapatan yang berjumlah sebesar Rp1,837 triliun . Rincian Pendapatan tersebut bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PaD) sebesar Rp169 miliar, Transfer Daerah dari Pemerintah Pusat sebesar Rp1,622 triliun, dan Hibah sebesar Rp45 miliar. Melihat dari rincian tersebut, pendapat terbesar adalah Transfer Daerah dari Pemerintah Pusat sebesar 88 persen dari total pendapatan.Sebenarnya apa itu Transfer Daerah? dana transfer pusat adalah dana yang dialokasikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, untuk mendukung pelaksanaan berbagai program pembangunan dan pelayanan publik.Dana transfer tercatat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN ) pemerintah pusat. Jika kita melihat postur APBN 2025, jumlah total transfer dana ke daerah dianggarkan sebesar Rp919, 9 Triliun.Transfer ke Daerah meliputi Transfer Dana Perimbangan, Transfer Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian. Transfer Dana Otonomi Khusus ini lah yang diterima oleh Pemerintah Papua Pegunungan untuk menjalankan roda pemerintah dan pembangunan di berbagai sektor wilayah tersebut.Penerimaan terbesar dalam APBN, yang sebagian dialokasikan sebagai Dana Transfer, bersumber dari sektor perpajakan. Sektor ini memiliki kontribusi sangat besar sekitar 82 persen dari total pendapatan.Penerimaan sektor pajak sendiri berasal dari beberapa jenis pajak, yakni Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan pajak lainnya, termasuk penerimaan dari sektor bea dan cukai.Selanjutnya, penerimaan dari sektor ini dialokasikan ke pos belanja, termasuk Transfer Daerah untuk pemerataan pembangunan. Hal ini sejalan dengan fungsi pajak sebagai instrumen penerimaan negara, atau biasa disebut fungsi fungsi budgetair.Setoran uang pajak yang terkumpul akan digunakan untuk membiayai pembangunan di seluruh Indonesia, sehingga dapat dikatakan bahwa pajak memiliki peranan sangat penting dalam pembiayaan dan pembangunan.Dengan adanya dana dari transfer yang berasal dari uang pajak, daerah dapat berbenah dan melaksanakan pembangunan di berbagai sektor. Dengan dana ini juga, akan banyak membantu masyarakat di berbagai daerah untuk meningkat kesejahteraan, taraf hidup, serta tercipta keadilan sosial di seluruh Indonesia. Termasuk Kota Wamena yang mulai berbenah dan membangun untuk memajukan daerahnya.