Ilustrasi transportasi umum MRT. Foto: ADEK BERRY/AFPMRT Jakarta sudah mengantongi komitmen pinjaman senilai Rp 14 triliun untuk pembangunan proyek MRT lintas timur-barat (east-west line) Fase 1 Tahap 1. Proyek itu membentang dari Tomang hingga Medan Satria sepanjang 22,7 kilometer.“Sudah ada komitmen dari lender sekitar Rp 14 triliun sudah ditandatangani,” kata Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda), Tuhiyat, dalam acara MRT Jakarta Fellowship Program di Wisma Nusantara, dikutip Jumat (10/10).Tuhiyat menjelaskan, pendanaan tersebut berasal dari Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Asian Development Bank (ADB). “Lender itu komitmennya terus bertahap. Oleh karena itu mudah-mudahan di Indonesia, khususnya di Jakarta, tetap stabil (pendanaannya),” ujarnya.Ia menambahkan, dana pinjaman itu akan difokuskan untuk pembangunan konstruksi tahap awal proyek lintas timur-barat. Bukan termasuk pengadaan kereta.Secara keseluruhan, proyek MRT Cikarang–Balaraja akan membentang sepanjang 84 km dari Balaraja, Tangerang hingga Cikarang, Bekasi. Pekerjaan proyek ini dibagi dalam empat tahap:Fase 1 Tahap 1: Tomang-Medan Satria (22,7 km)Fase 1 Tahap 2: Kembangan-Tomang (9,2 km)Fase 2 Timur: Medan Satria-Cikarang (21,8 km)Fase 2 Barat: Kembangan-Balaraja (29,9 km)Proyek lintas timur-barat ini akan terintegrasi dengan jalur utara-selatan di Stasiun Thamrin, yang saat ini masih dalam tahap pembangunan. Pada tahap awal, jalur ini akan memiliki 21 stasiun, dengan rute bawah tanah dari Roxy hingga Galur, serta stasiun layang di segmen Tomang-Grogol dan Cempaka Baru-Ujung Menteng. MRT Jakarta juga akan membangun depo di kawasan Rorotan dengan jalur akses sepanjang 5,4 km.Menurut Tuhiyat, pembangunan lintas timur-barat ini bukan tanpa tantangan. “Tantangan yang east-west juga tidak mudah. Jauh lebih rumit kalau kita bandingkan dengan utara-selatan (Lebak Bulus–Ancol),” tuturnya.Ia menjelaskan, terowongan pada proyek ini tidak seluruhnya berada di bawah garis jalan, sehingga sebagian akan melewati lahan non-pemerintah. Meski begitu, MRT Jakarta tetap menargetkan proses lelang kontraktor utama bisa dimulai akhir tahun ini.“Ini tantangan yang kita hadapi untuk bisa kita selesaikan dalam waktunya. Dari sisi konstruksi itu yang urgent, yang cukup signifikan, dan kita harus selesaikan, menjawab tantangan publik untuk cepat melaksanakan MRT ekspansi,” pungkasnya.