Ilustrasi militer AS. (Departemen Pertahanan AS/Spc. Joshua Cowden)JAKARTA - Amerika Serikat mengirimkan sekitar 200 tentara ke Israel untuk membantu mendukung dan memantau kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza sebagai bagian dari tim yang terdiri dari negara-negara mitra, lembaga swadaya masyarakat dan pelaku sektor swasta, ungkap pejabat AS Hari Kamis.Para pejabat tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas detail yang tidak diizinkan untuk dirilis, mengatakan US Central Command (US CENTCOM) akan mendirikan "pusat koordinasi sipil-militer" di Israel yang akan membantu memfasilitasi aliran bantuan kemanusiaan serta bantuan logistik dan keamanan ke wilayah yang dilanda perang selama dua tahun, dikutip dari Arab News 10 Oktober.Pernyataan tersebut memberikan beberapa detail awal tentang bagaimana kesepakatan gencatan senjata akan dipantau dan bagaimana militer AS akan berperan dalam upaya tersebut.Setelah Israel dan Hamas minggu ini menyetujui fase pertama dari rencana Pemerintahan Preside Donald Trump untuk menghentikan pertempuran, masih banyak pertanyaan mengenai langkah selanjutnya, termasuk pelucutan senjata Hamas, penarikan pasukan Israel dari Gaza dan pemerintahan masa depan di wilayah tersebut.Salah satu pejabat mengatakan, tim baru tersebut akan membantu memantau implementasi perjanjian gencatan senjata dan transisi menuju pemerintahan sipil di Gaza.Pusat koordinasi tersebut akan dikelola oleh sekitar 200 personel militer AS yang memiliki keahlian di bidang transportasi, perencanaan, keamanan, logistik dan teknik, kata pejabat tersebut, yang mencatat tidak ada pasukan Amerika Serikat yang akan dikirim ke Jalur Gaza.Pejabat kedua mengatakan, pasukan akan datang dari US CENTCOM serta dari berbagai belahan dunia lainnya.Pejabat tersebut menambahkan, pasukan tersebut sudah mulai berdatangan dan akan terus melakukan perjalanan ke wilayah tersebut selama akhir pekan untuk memulai perencanaan dan upaya pembangunan pusat tersebut.