Riri Riza Casting 700 Orang Demi Temukan 5 Pemeran Utama Rangga dan Cinta

Wait 5 sec.

Pemutaran film Rangga & Cinta di Yogyakarta, dihadiri para pemain, sutradara dan produser film Rangga & Cinta. Foto: GracetikaJP/Pandangan JogjaButuh hampir dua tahun bagi Miles Films untuk menemukan para pemeran utama film Rangga & Cinta. Proses pencarian yang dimulai sejak April 2024 itu melibatkan lebih dari 700 calon pemain sebelum akhirnya lima wajah baru dipilih untuk menghidupkan kembali kisah legendaris Ada Apa Dengan Cinta? dalam format musikal.“Dari Desember 2023 sebenarnya sudah mulai pengembangan cerita, tapi proses casting baru benar-benar berjalan di bulan April 2024. Dan baru menemukan semuanya itu di bulan Oktober,” ungkap Mira Lesmana, produser Rangga & Cinta. “Jadi, memang sebuah proses yang cukup panjang.”Proses Panjang yang Tak Sekadar Mencari PemeranPemeran Rangga (El Putra Sarira) dan pemeran Mamet (Rafly Altama). Foto: Yusuf Hay/Pandangan JogjaBagi sutradara Riri Riza, menemukan para pemain baru bukan sekadar mencari wajah yang cocok, tapi mencari harmoni di antara karakter-karakter yang telah hidup di benak banyak orang.“Kami melalui sekitar 700 orang untuk mendapatkan lima orang ini,” ujarnya. “Sudah sempat ketemu, lalu satu nggak bisa, dan ketika satu berubah, keseimbangan antarpemain juga ikut berubah. Jadi harus diulang lagi dari awal.”Proses ini, menurut Riri, penting agar chemistry di antara para pemeran terasa alami. “Ketika akhirnya semuanya ketemu, rasanya seperti menemukan potongan puzzle yang pas dan dari situlah energi baru film ini muncul.”Hasil dari proses panjang itu melahirkan El Putra Sarira (Rangga), dan Leya Princy (Cinta) bersama gengnya — Jasmine Nadya (Alya), Kyandra Sembel (Maura), Katyana Mawira (Milly), serta Daniella Tumiwa (Karmen). Lalu Rafly Altama (Mamet) dan Rafi Sudirman (Borne) yang turut memberi warna baru bagi semesta Rangga & Cinta.Bagi mereka, terpilih dari ratusan peserta adalah perjalanan emosional sekaligus kehormatan.“Ini film yang punya tempat spesial di hati masyarakat Indonesia. Bisa jadi bagian dari kisah sebesar ini adalah kehormatan luar biasa,” ujar El Putra Sarira.Sementara Leya mengaku, prosesnya penuh pelajaran. “Rasanya menyenangkan banget bisa kerja bareng geng Cinta yang saling bantu. Benar-benar pengalaman yang bikin kami tumbuh.”Refleksi Masa dan Relevansi ZamanPenonton film Rangga & Cinta. Foto: Yusuf Hay/Pandangan JogjaSelain proses seleksi yang ketat, pengembangan film ini juga lahir dari refleksi panjang atas konteks waktu yang pernah melingkupi kisah Ada Apa Dengan Cinta?Mira menjelaskan, sejak awal ia bersama Riri Riza dan Nicholas Saputra berdiskusi dengan penulis skenario Titin Watimena untuk menempatkan cerita di masa yang sama dengan film orisinal.“Ada Apa Dengan Cinta? itu identik dengan waktu. Tahun 2001 dalam film, tapi dirilis di 2002. Sebuah masa yang menarik sekali untuk kita refleksikan,” ujar Mira. “Kami ingin melihat, apakah karakter dan budaya remaja masa itu masih relevan dengan generasi hari ini — bukan secara tampilan, tapi secara kepribadian dan budaya.”Ia menambahkan, periode itu adalah masa transisi penting bagi Indonesia.“Tahun 2000-an kita baru saja reformasi, tapi di tahun 90-an sebelumnya kita cukup tertekan. Itu menarik untuk kita tengok lagi hari ini — untuk melihat ada di mana kita sekarang, dan seperti apa remaja-remajanya.”Bagi Mira, kisah cinta remaja seperti Rangga & Cinta bersifat lintas waktu. “Saya rasa setiap generasi bisa relate. Bahkan ketika kami bawa film ini ke Busan International Film Festival, penonton di sana pun bisa merasakannya.”Miles dan Semangat 30 Tahun BerkaryaPara cast saat menyapa para penonton film Rangga & Cinta di XXI, Jogja City Mall (JCM), Yogyakarta. Foto: Yusuf Hay/Pandangan JogjaFilm Rangga & Cinta juga menjadi bagian dari perayaan 30 tahun Miles Films. Riri Riza menyebut, film ini adalah bentuk pembaruan yang setia pada semangat Miles: terus bereksperimen tanpa kehilangan akar cerita.“Kalau menonton video 30 Tahun Miles sebelum film ini dimulai, teman-teman akan paham kenapa proses seperti ini penting buat kami,” kata Riri. “Kami bukan pembuat film yang hebat, tapi kami percaya pada proses. Dan film ini lahir dari proses itu.”Lewat Rangga & Cinta, Miles Films mempertemukan nostalgia masa lalu dengan semangat generasi sekarang.“Kalau dulu kita jatuh cinta pada Cinta dan Rangga yang dewasa, sekarang kita bisa mengenang mereka lewat versi muda yang lebih dekat dengan pengalaman remaja hari ini,” ujar salah satu penonton seusai pemutaran film Rangga & Cinta di Yogyakarta.