Meski Defisit, Dana Abadi LPDP Terus Tumbuh

Wait 5 sec.

Presiden Direktur LPDP Sudarto (Foto: Aris Nurjani/VOI)BOGOR - Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) melaporkan jumlah penerima beasiswa mengalami penurunan signifikan meski jumlah pendaftar terus melonjak tajam sejak 2023. Penurunan ini terjadi di tengah tekanan defisit anggaran operasional LPDP yang mulai muncul sejak dua tahun terakhir.Data menunjukkan, jumlah peserta yang lolos seleksi turun dari 9.358 orang pada 2023 menjadi 8.592 orang pada 2024. Pada 2025, LPDP hanya menetapkan target 4.000 penerima, dengan realisasi penerima pada Tahap I baru mencapai 1.665 orang.Namun sebaliknya, jumlah pendaftar justru meningkat tajam, dari 33.394 pada 2023 menjadi 52.842 pada 2024 dan pada 2025, angkanya melonjak menjadi 78.596 pendaftar tertinggi dalam 12 tahun terakhir sejak 2013.Presiden Direktur LPDP Sudarto menegaskan bahwa menurunnya jumlah penerima beasiswa bukan akibat efisiensi anggaran, melainkan karena kebijakan untuk menyeimbangkan lonjakan jumlah penerima di dua tahun sebelumnya."Jadi isunya bukan efisiensi. Isunya memang di dua tahun terakhir ini kita mengirim jumlah mahasiswa dengan sangat besar, tujuannya kita ingin kejar ketertinggalan," ujarnya dalam acara Kupas Tuntas APBN 2026, dikutip Jumat, 10 Oktober.Meski LPDP mencatat defisit dalam laporan keuangan operasional sejak 2023, namun kondisi dana kelolaan secara keseluruhan masih tergolong aman berkat saldo dana abadi yang terus mengalami pertumbuhan.Data menunjukkan selama periode 2020 hingga 2022, neraca keuangan LPDP mencatatkan surplus, yaitu pada 2020 pendapatan mencapai Rp3,92 triliun dengan belanja Rp2,02 triliun, menghasilkan surplus sebesar Rp1,9 triliun. Tren serupa terjadi pada 2021 realisasi pendapatannya Rp4,51 triliun, belanja Rp3,07 triliun sehingga surplus Rp 1,44 triliun dan di 2022 pendapatannya Rp6,38 triliun dengan belanja Rp4,93 triliun dengan demikian surplus Rp1,45 triliun.Namun sejak 2023, keseimbangan mulai terganggu. Pendapatan LPDP sebesar Rp9,33 triliun tidak mampu menutupi belanja yang mencapai Rp9,84 triliun, sehingga terjadi defisit Rp512 miliar. Defisit tersebut meningkat pada 2024 menjadi Rp910 miliar, saat belanja naik ke angka Rp11,85 triliun dan pendapatan hanya Rp10,94 triliun.Sementara itu hingga 30 September 2025, defisit sementara tercatat sebesar Rp637 miliar, dengan pendapatan Rp6,82 triliun dan belanja Rp7,46 triliun.Kendati begitu, nilai dana abadi LPDP menunjukkan tren positif setiap tahunnya, yaitu pada 2020, dana abadi tercatat Rp70,11 triliun dan terus naik menjadi Rp99,11 triliun pada 2021. Angka ini kembali meningkat menjadi Rp119,11 triliun di 2022, lalu melonjak ke Rp139,11 triliun di 2023.Adapun per 30 September 2025, saldo dana abadi telah mencapai Rp154,11 triliun, sama seperti total saldo pada akhir 2024."Tahun ini kita kemungkinan akan belanja lebih tinggi, sehingga saya mungkin bisa sampaikan tahun ini khusus dana abadi pendidikan atau DAP kemungkinan kita akan mengalami defisit tetapi masih bisa ditutup dengan tahun-tahun sebelumnya," uucapnya.