Partai Gerindra Tegaskan Minta Kursi Tiga Menteri ke Jokowi dalam Memori Hari Ini, 10 Oktober 2019

Wait 5 sec.

Kedekatan Prabowo dan Jokowi, sinyal Partai Gerindra yang lama jadi oposisi masuk pemerintahan. (ANTARA)JAKARTA – Memori hari ini, enam tahun yang lalu, 10 Oktober 2019, Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Arief Poyuono menegaskan bawa partainya telah meminta jatah kursi untuk tiga menteri. Permintaan ke Joko Widodo (Jokowi) itu dianggap bentuk kontribusi membangun bangsa.Sebelumnya, Jokowi dan Prabowo Subianto berkomitmen membangun Indonesia bersama-sama. Narasi itu membuat Partai Gerindra siap bergabung dalam pemerintahan. Gerindra pun siapkan kadernya membantu kerja Jokowi.Tiada yang abadi dalam dunia politik. Narasi sekarang lawan besok jadi kawan bak hal biasa. Sikap berbeda hanya dirasakan mereka yang menaruh kepercayaan kepada seorang politisi. Rasa sakit dan sedih seraya dikhianati idolanya jadi yang paling dominan.Kondisi itu terjadi kepada dua tokoh nasional, Jokowi dan Prabowo. Keduanya sudah berseru sejak Pilpres 2014. Prabowo memang kalah dalam kontestasi politik. Prabowo pun membawa partainya jadi oposisi pemerintah.Pertarungan keduanya kembali terjadi pada Pilpres 2019. Lagi-lagi Jokowi yang muncul sebagai pemenang. Pendukung Prabowo Subianto menerimanya. Namun, harapan Prabowo jadi oposisi mengemuka. Namun, keinginan itu tak terwujud. Prabowo bak berbalik arah.Dua menteri dari Partai Gerindra dalam Kabinet Presiden Jokowi 2019-2024, Prabowo Subianto dan Edhy Prabowo di Istana Negara, Jakarta (21/10/2019). (Antara Foto/Wahyu Putro A)Ia mulai membuka hubungan untuk membawa Gerindra berkolaborasi dengan pemerintah. Prabowo mengaku jadi oposisi membuat posisinya sulit. Alhasil, Prabowo setuju untuk bergabung membangun Indonesia dengan masuk jadi bagian dari kabinet Jokowi.Segenap pendukung Prabowo kecewa. Namun, belakangan keinginan itu menguat. Partai Gerindra sendiri yang mengungkap bahwa mereka sipa bergabung. Gerindra pun bersiap menyediakan kader terbaik Gerindra untuk membantu Jokowi dalam pemerintahan.“Kalau memang pak Jokowi membutuhkan kader-kader Gerindra untuk membantu jalannya roda pemerintahannya maka Gerindra sudah menyiapkan orang-orang tersebut. Kader yang disiapkan adalah kader-kader yang bersih, dan berintegritas, artinya kita terserah saja kepada pak Jokowi.”“Itu hak prerogatif beliau. Tetapi mereka mewakili pemerintah, bersama-sama menjalankan roda pemerintahan, kalau memang diminta dari partai Gerindra mereka harus komitmen membantu pemerintah, dan anggota DPR-nya Gerindra tetap mengawasi dan mengontrol," ungkap Arief sebagaimana dikutip laman ANTARA, 26 Juli 2019.Sinyal bergabung kian kuat. Wakil Ketua Umum Gerindra lagi-lagi memberikan kepastian partainya masuk pemerintahan pada 10 Oktober 2019. Arief mengaku bahwa Gerindra telah meminta posisi tiga menteri.Permintaan kepada Jokowi itu menurutnya bukan hal yang memalukan. Ia menganggap Gerindra sedang mengambil peran untuk membangun Indonesia. Arief memberikan sinyal Gerinda meminta posisi menteri ekonomi, ESDM, dan pertanian.Belakangan diketahui bahwa Gerindra hanya mendapatkan dua jatah menteri saja. Itupun jauh meleset dari permintaan awal. Prabowo jabat Menteri Pertahanan dan Edhy Prabowo jabat Menteri Kelautan dan Perikanan."Kita minta tiga, ngapain kita malu-malu wong kita untuk bangun negara dengan program dan ide-ide yang cerdas, kecuali nyuri baru malu. Kita kan membantu negara diajak koalisi, lah ya kita minta dong menterinya dan beberapa kepala badan.”"Karena kita kan menyodorkan program (karena itu kita minta menteri), kita juga sodorkan program ketenagakerjaan dan iklim investasi. Ya kalau ada apa-apa kita yang kena, kita berada dalam koalisi, buat apa koalisi kalau tidak dapat mengurus negeri secara langsung," ujar Arief sebagaimana dikutip laman ANTARA, 10 Oktober 2019.