Udang hasil budi daya petambak sebagai salah satu komoditas andalan ekspor nasional. Foto: Dok. KKPTerjadinya penarikan dan pemblokiran impor di Amerika Serikat yang terkait dengan cesium-137 yang terdeteksi dalam udang beku telah mengguncang reputasi Indonesia sebagai pemasok makanan laut yang andal dan dapat mengubah ekspor perikanan negara ini selama bertahun-tahun. Otoritas AS pertama kali melaporkan kontaminasi setelah tes pada pengiriman yang diproses oleh PT Bahari Makmur Sejati (BMS) dan menemukan jejak Cs-137 dalam wadah serta sampel produk yang mendorong FDA mengeluarkan imbauan mendesak konsumen dan pengecer untuk tidak mengkonsumsi atau mendistribusikan produk tertentu (Fda.gov).Bagi publik dan pejabat perdagangan Indonesia, peristiwa ini merupakan guncangan dalam reputasi. Indonesia telah lama memasarkan industri udangnya berdasarkan kualitas, ketertelusuran, dan kepatuhan terhadap standar keamanan pangan internasional. Terjadinya insiden yang mengakibatkan penarikan yang nyata di pasar-pasar utama melemahkan kredibilitas tersebut dan memberi pembeli asing alasan untuk menuntut jaminan yang lebih ketat. Konsekuensi jangka pendek berpotensi membuat ribuan kontainer ditahan atau dikembalikan; volume pemrosesan di beberapa pabrik anjlok karena importir menghentikan pembelian dan pengecer menarik inventaris (Reuters).Selain kerugian secara langsung, regulator Amerika Serikat telah merespons dengan perubahan kebijakan konkret yang meningkatkan standar bagi eksportir Indonesia. FDA mengumumkan peningkatan persyaratan sertifikasi impor dan menambahkan perusahaan tertentu ke daftar pantauan merah/kuning, mewajibkan pengujian radiasi pihak ketiga dan kontrol dokumen yang lebih ketat pada pengiriman dari wilayah terdampak sebagai langkah-langkah yang akan meningkatkan biaya kepatuhan dan memperlambat logistik bagi eksportir (Reuters).Udang hasil budi daya petambak sebagai salah satu komoditas andalan ekspor nasional. Foto: Dok. KKPPihak berwenang dan kelompok industri Indonesia menghadapi dua tantangan: membasmi sumber kontaminasi dan memulihkan kepercayaan. Investigasi awal menunjukkan kontaminasi industri lokal di dekat fasilitas pemrosesan sebagai kemungkinan vektor dan Jakarta berkoordinasi dengan lembaga internasional untuk menguji lokasi dan pekerja. Memulihkan kepercayaan pembeli akan menuntut pengujian yang transparan, sertifikasi independen, dan perbaikan yang nyata. Hal ini dilakukan tidak hanya untuk membuka kembali pasar, tetapi juga untuk mencegah diversifikasi pembeli jangka panjang dari pasokan Indonesia (Seafoodsource.com).Jika penanganan tidak dilakukan secara cepat, dampak yang timbul dapat mempercepat pergeseran struktural dalam pengadaan udang global. Pembeli di Amerika Serikat yang berada di bawah tekanan untuk menjamin keamanan dapat beralih ke pemasok alternatif atau berinvestasi dalam pemrosesan domestik yang lebih banyak, sehingga mengurangi permintaan bahan baku Indonesia. Sebaliknya, pembersihan yang tegas, terdokumentasi dengan baik, dan kontrol ekspor dengan standar regulasi kesehatan yang diperkuat dapat memposisikan Indonesia sebagai model tindakan perbaikan dan pada akhirnya membatasi keterpurukan pangsa pasar. Hal ini sangat berpengaruh tinggi, mengingat perikanan Indonesia sebagai negara maritim mendukung jutaan mata pencaharian dan menghasilkan pendapatan ekspor yang signifikan. Maka dari itu, jalur yang dipilih Jakarta sekarang akan membentuk citra publik dan daya saing industri di luar negeri di tahun-tahun mendatang (Fda.gov).