Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, di kantornya, Jumat (26/9). Foto: Muhammad Fhandra/kumparanMenteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, tengah mengirim tim untuk mengecek cara membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di India yang terbilang murah.Keputusan mengirim tim ke India itu seiring dengan rencana pembangunan PLTS di 80.000 desa, termasuk melalui Koperasi Merah Putih. Setiap desa ditargetkan terpasang 1 megawatt (MW) PLTS sehingga totalnya terdapat 80 hingga 100 gigawatt (GW)."Kalau 1 MW solar panel di setiap desa, desa kita ada sekitar 80 ribu, berarti ada 80 ribu MW atau 80 GW. Bahkan dalam arahan Bapak Presiden dibutuhkan kurang lebih sekitar 80 sampai 100 GW," jelasnya saat Indonesia International Sustainability Forum 2025, Jumat (10/10).Adapun perhitungan biaya produksi listrik dari proyek PLTS tersebut sudah hampir selesai, yakni di kisaran 6-7 sen per kilowatt per hour (KWh). Namun, Bahlil menilai masih ada ruang agar harga ini bisa ditekan kembali.Bahlil melihat biaya produksi listrik dari pembangunan PLTS sebesar 220 MW di India hanya sebesar 3 sen per KWh. Untuk mengecek hal tersebut, dia sudah mengirim tim ke India."Tapi di India, saya baca salah satu media, ini ada pembangunan PLTS 220 MW dengan biaya hanya 3 sen. Kalau itu bisa diterapkan di Indonesia, katakanlah kalau itu benar," katanya."Saya lagi mengirim tim untuk mengecek di sana. Kalau itu benar, maka saya pikir ini sebuah hal yang juga bisa kita elaborasi untuk bisa kita lakukan," imbuh Bahlil.Petugas PLN berada di dekat area Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung Tambaklorok, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (25/6/2025). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTOSebelumnya, Kementerian ESDM tengah merancang pembangunan PLTS berskala besar dengan target kapasitas mencapai 80-100 GW. Tercatat, Indonesia menyimpan potensi energi solar hingga 3.294 Gigawatt Peak (GWp), namun hingga Desember 2024 lalu, baru dimanfaatkan sekitar 912 Megawatt (MW).Rencana tersebut akan dibagi hingga tingkat desa dengan fokus menghadirkan kapasitas 1 hingga 1,5 megawatt (MW) di setiap desa sebagai bagian dari percepatan transisi energi nasional."Iya seluruh Indonesia, kan itu program Bapak Presiden yang satu desa (itu) 1 sampai 1,5 megawatt solar panel ya," ucap Bahlil dalam acara Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition 2025, di JCC Jakarta, Rabu (17/9).Bahlil menjelaskan, desain pembangunan PLTS ini masih dalam tahap kajian kelayakan untuk memastikan proyek dapat dijalankan secara ekonomis.