Ilustrasi: Foto: Dok. ANTARABOGOR - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan ada kemungkinan akan mengalihkan sisa dana dari Rp200 triliun yang belum terserap oleh sejumlah bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN), termasuk PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN), yang serapannya dinilai masih rendah. Purbaya menyebutkan BTN sebelumnya mendapat alokasi dana pemerintah sebesar Rp25 triliun. Namun hingga saat ini, lanjutnya, realisasi penyaluran baru diperkirakan sekitar Rp10 triliun. "Kita perkirakan dengan keadaan sekarang, dari angka yang terakhir sih bisa Rp10 (triliun). Mungkin Rp15 (triliun) saya akan distribusi ke tempat lain kalau mereka nggak bisa setiap juga," ujarnya dalam Media Gathering APBN 2026, Jumat, 10 Oktober. Dia menambahkan, BTN sebelumnya menyampaikan keyakinan akan mampu menyerap seluruh alokasi dana. Namun, berdasarkan data terbaru, realisasi penyaluran tidak sesuai ekspektasi awal. "Seingat saya mereka yang paling optimis tadinya dari Rp25 triliun itu kurang, sebentar lagi akan habis. Dari data terakhir ternyata seperti itu," ucapnya. Meski begitu, Purbaya masih akan menunggu hasil pembicaraan langsung dengan manajemen BTN sebelum mengambil keputusan final mengenai penempatan sisa dana. "Saya akan tanya ke mereka, bisa nggak mereka menyerap yang sisanya itu. Kalau cuma Rp10 (triliun) kan terlalu kecil. Tunggu pertemuan saya dengan BTN nanti ya seperti apa kondisinya," jelasnya. Berdasarkan data Kementerian Keuangan per 9 Oktober 2025, realisasi penempatan dana pemerintah di lima bank Himbara menunjukkan tren positif yaitu Bank Mandiri telah memanfaatkan sekitar 74 persen atau Rp40,7 triliun dari total dana Rp55 triliun.Sementara itu, BRI sudah menyalurkan sekitar 62 persen atau Rp34,1 triliun dari total dana Rp55 triliun, BNI mencapai 50 persen atau Rp27,5 triliun, Bank BTN menyalurkan sekitar 19 persen atau Rp4,75 triliun, dan BSI mencapai 55 persen atau sekitar Rp5,5 triliun dari penempatan dana Rp10 triliun.Secara keseluruhan, dana yang telah disalurkan ke sektor riil diperkirakan mencapai Rp112,5 triliun.