PAM Jaya Diminta Lebih Gesit Penuhi Target Layanan Air 100 Persen Saat Jadi Perseroda 

Wait 5 sec.

ILUSTRASI ANTARAJAKARTA - Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah DKI Jakarta berharap transformasi PAM Jaya dari perusahaan umum daerah (perumda) menjadi perseroan daerah (perseroda) mampu membuat perusahaan air pelat merah itu lebih gesit dan inovatif dalam memperluas layanan air bersih hingga 100 persen bagi warga Jakarta.Sekretaris Majelis Lingkungan Hidup PW Muhammadiyah DKI Jakarta, Dwi Arya, menilai langkah tersebut bukan hanya soal perubahan bentuk badan hukum, tetapi juga strategi penting dalam penyelamatan lingkungan dan peningkatan kualitas hidup warga ibu kota.“Dengan status Perseroda, PAM JAYA diharapkan lebih gesit dan inovatif dalam mengembangkan infrastruktur agar target 100% cakupan layanan air perpipaan segera terwujud. Inilah bentuk nyata bagaimana transformasi kelembagaan bisa berperan untuk kepentingan publik sekaligus penyelamatan lingkungan,” kata Dwi dalam keterangannya, Kamis, 9 Oktober.Menurut Dwi, salah satu persoalan mendasar di Jakarta adalah ketergantungan warga terhadap air tanah. Eksploitasi yang berlebihan telah menyebabkan penurunan muka tanah di berbagai titik, terutama di wilayah pesisir.“Air adalah sumber kehidupan. Namun di Jakarta, penggunaan air tanah yang berlebihan telah memberi dampak serius berupa penurunan muka tanah. Jika ini tidak segera dikendalikan, risiko terhadap keberlanjutan kota akan semakin besar. Karena itu, kehadiran air minum perpipaan yang menjangkau seluruh warga Jakarta adalah solusi yang harus dipercepat,” tegasnya.Transformasi menjadi Perseroda, lanjut Dwi, membuka peluang bagi PAM Jaya untuk lebih mandiri dalam hal pendanaan dan kemitraan. Kemandirian ini memungkinkan percepatan pembangunan jaringan pipa dan instalasi pengolahan air (IPA), yang selama ini masih menjadi tantangan besar di Jakarta.  Bagi Muhammadiyah, perluasan cakupan air perpipaan juga bagian dari strategi lingkungan hidup. Semakin banyak warga terlayani, semakin kecil ketergantungan terhadap air tanah, dan dampaknya langsung pada perlambatan penurunan muka tanah.“Semua langkah ini pada akhirnya diarahkan untuk menekan laju penurunan muka tanah di Jakarta. Dengan layanan air minum perpipaan yang merata, ketergantungan warga terhadap air tanah akan berkurang, sehingga faktor lingkungan dan keberlanjutan kota dapat terlindungi untuk masa depan,” ujar Dwi.Ia juga mengingatkan ancaman penurunan tanah bukan sekadar isu lingkungan, melainkan menyangkut keselamatan warga dan ketahanan kota dari bencana.“Isu penurunan muka tanah bukan hanya menyangkut aspek lingkungan, tetapi juga keselamatan warga, keberlanjutan infrastruktur hingga ancaman banjir rob di masa depan,” imbuhnya.