Presiden Prancis Emmanuel Macron/FOTO European Union via Wikimedia CommonsJAKARTA - Presiden Emmanuel Macron akan mengadakan pertemuan partai-partai politik arus utama Prancis pada Jumat menjelang tenggat waktu menunjuk perdana menteri baru. Kepala bank sentral Prancis sebelumnya memperingatkan krisis politik menghambat pertumbuhan.Macron sedang mencari perdana menteri keenamnya dalam waktu kurang dari dua tahun dan perlu menemukan sosok yang daya tariknya mencakup sayap kanan-tengah hingga kiri-tengah agar dapat mengarahkan anggaran di parlemen yang terfragmentasi dan terpecah belah.Kantor kepresidenan mengatakan pada Rabu malam, Macron akan menunjuk perdana menteri berikutnya dalam waktu 48 jam.Pertemuan tersebut—yang tidak melibatkan National Rally yang berhaluan kanan ekstrem atau France Unbowed yang berhaluan kiri ekstrem, dua partai politik terbesar di Majelis Nasional—dijadwalkan berlangsung mulai pukul 12.30 waktu setempat.Dilansir Reuters, Jumat, 10 Oktober, spekulasi di kalangan politik berpusat pada tokoh sentris veteran Jean-Louis Borloo, kepala auditor publik Pierre Moscovici, dan Sebastien Lecornu, yang mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada Senin dan tampaknya menyatakan dirinya tidak akan ikut dalam pencalonan."Menjadi perdana menteri bukanlah soal keinginan. Ini adalah pekerjaan yang sangat sulit saat ini," kata Moscovici kepada penyiar BFM. "Jika pertanyaan itu diajukan, jawablah. Itu tidak pernah ditanyakan kepada saya,” sambungnya. Marine Tondelier dan Gabriel Attal, dua ketua partai, mengonfirmasi akan menghadiri pertemuan tersebut."Orang-orang berkata kepada saya, 'Dia akan menguji hipotesis Lecornu 2 pada Anda.' Jika memang begitu, saya doakan dia beruntung," ujar ketua Partai Hijau Tondelier kepada televisi TF1.Attal berharap presiden mengadakan pertemuan untuk mendengarkan berbagai partai politik, bukan sekadar memberi tahu mereka apa yang telah diputuskannya."Pertama-tama perlu berbicara dan menemukan kompromi di antara partai-partai politik, karena saya khawatir mencoba lagi metode yang sama menunjuk perdana menteri sebelum ada kompromi di akarnya akan menghasilkan efek yang sama," ujar Attal, ketua partai sentris dan salah satu mantan perdana menteri Macron, dalam wawancara dengan televisi France 2.