Evakuasi hari ke-7 korban ambruknya musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. Foto: Dok. Tim SARMemasuki hari ke delapan evakuasi, pada Senin (6/10), hingga pukul 18.34 WIB, 12 korban lainnya berhasil ditemukan termasuk satu potongan tubuh. Total sudah 65 orang tewas yang telah dievakuasi dari ambruknya Pondok Pesantren Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo.Dengan demikian, berdasarkan data Basarnas hingga Senin (6/10) malam, rincian korban yang berhasil dievakuasi sebagai berikut:Total korban telah dievakuasi: 169 orangTotal korban selamat: 104 orangTotal korban meninggal dunia: 65 orang (termasuk temuan enam potongan tubuh)Kiai Haji Abdus Salam Mujib, pengasuh ponpes, meminta semua pihak bersabar."Saya kira memang ini takdir dari Allah. Jadi semuanya harus bisa bersabar dan mudah-mudahan diberi ganti oleh Allah yang lebih baik," ujar Salam, Senin malam (29/9).Ia melanjutkan, "Diberi pahala yang sangat-sangat, apa.. enggak bisa mengutarakan.. mudah-mudahan dibalas dengan balasan kebaikan oleh Allah."Salam belum menentukan apakah kegiatan pesantren dihentikan sementara atau tidak akibat tragedi ini.Trauma Keluarga SantriKeluarga menunjukkan foto Rafi Catur Okta Mulya (tengah), salah satu santri korban ambruknya bangunan musala di Ponpes Al-Khoziny, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Senin (10/6/2025). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparanRafi Catur Okta Mulya (17 tahun) ditemukan meninggal dunia dalam reruntuhan bangunan Ponpes Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, yang ambruk pada Senin (29/9). Jasad santri tersebut ditemukan dalam posisi sujud oleh tim SAR gabungan pada Kamis (2/10).Jasad Rafi ditemukan di sebelah Haical, korban selamat yang sempat diajak interaksi dengan anggota Rescue DPKP Surabaya, Aziz.Kakak Rafi, Novita Tri Endah (26 tahun) warga Sawahan, Surabaya, mengikhlaskan kepergian adiknya. Namun peristiwa ini tetap menyisakan trauma baginya dan keluarga."Trauma banget," ujar Novita kepada wartawan, Senin (6/10).Rafi satu-satunya anggota keluarga Novita yang bersekolah di ponpes. Peristiwa yang menimpa adiknya itu membuat Novita khawatir jika anak-anaknya nanti ingin menempuh pendidikan di pondok pesantren."Mungkin enggak tahu ke depannya ya, mungkin pengin yang sekolah Islam yang biasa yang setiap hari pulang gitu enggak harus tidur di sana, sekolah di sana mungkin. Kalau aku sendiri ya trauma sama adik," ucapnya.Pemicu Bangunan Ponpes Ambruk, Basarnas: Gagal Konstruksi, Jadi 'Pancake Model'Tim SAR gabungan saat mengevakuasi satu mobil Mercedes-Benz atau Mercy di reruntuhan bangunan ambruk Ponpes Al-Khoziny, Kecamatan Buduran, Sidoarjo. Foto: Dok. IstimewaKasubdit RPDO (Pengarahan dan Pengendalian Operasi) Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia (KMM) Basarnas, Emi Freezer, mengatakan bangunan itu ambruk karena kegagalan konstruksi."Jatuhnya adalah kegagalan konstruksi kemudian berubah menjadi tumpukan atau istilah internasional itu pancake model," ujar Emi di posko asrama putri Ponpes Al-Khoziny, Rabu (1/10)."Nah, dari pancake model ini kalau kita lihat gravity of center-nya itu ada di posisi seperti dia posisi ke arah kiri. Kalau kita lihat dari sisi sebelah kanan ya," tambahnya.Menurut Emi, posisi trap bangunan di bagian bawah memiliki perbedaan ketinggian atau level di bagian dasar.Untuk bisa mengakses ruangan lain, petugas hanya bisa menggunakan interaksi suara atau verbal kepada korban yang masih terjebak di reruntuhan."Kemudian dengan menggunakan flexible search cam yang kami bisa masukkan ke celah terkecil yang ada di himpitan main column atau kolom-kolom tiang utama yang ada di main of center-nya," lanjut Emi.Ia menambahkan, konstruksi pada kolom utama tengah bangunan hampir berbentuk U-shape."Artinya kalau kita melihat konstruksi dari sebuah bangunan secara standar, standarnya adalah apabila dia mengalami kegagalan konstruksi harusnya dia patah. Bukan melengkung, atau artinya kalau kita melihat ini adalah elastisitasnya sangat tinggi," katanya."Artinya kalau kita bicara melihat dari bukti nyata saat ini, maka kemampuan nanti untuk menahan beban secara keseluruhan ini tidak sesuai dengan beban yang ada di sana. Akibatnya adalah maka tercipta void ruang celah-celah sempit yang ada di dalam yang kesulitan untuk kita bisa akses," imbuhnya.Kementerian PU Kirim Tim Selidiki Ambruknya Ponpes di SidoarjoKeluarga korban bangunan mushalla ambruk menunggu informasi terbaru dan perkembangannya di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (4/10/2025). Foto: Umarul Faruq/ANTARA FOTOKementerian Pekerjaan Umum (PU) menurunkan tim dari Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk menyelidiki runtuhnya bangunan musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Musibah yang terjadi pada Senin (29/9) itu menyebabkan ratusan santri tertimbun reruntuhan.Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan pihaknya sudah mengirimkan tim ke lokasi saat evakuasi dilakukan dengan alat berat pada Kamis (2/10).“Sudah, pada saat sudah bisa dibuka, maksudnya alat berat sudah mulai turun, kita masuk. Jadi pelan-pelan masuk,” ujar Dody ketika ditemui di kantornya, Jumat (3/10).Dody juga memastikan Komite Keselamatan Bangunan dari Cipta Karya sudah diterjunkan untuk mendalami penyebab kejadian.“Sampun (sudah), tapi kan ini masalah berduka, jadi kita juga nggak bisa terlalu gembar-gembor gitu lah. Yang penting sekarang tanggap darurat dulu. Selesai dulu, mengeluarkan yang tersisa keluar dulu, baru kita bicara yang lainnya,” lanjut Dody.Soal izin Persetujuan Bangunan Gedung (PBG), Dody menyebut pihaknya belum bisa memastikan karena masih fokus pada penanganan darurat.Menko AHY soal Bangunan Ponpes di Sidoarjo Ambruk: Kualitas Konstruksi PentingTim penyelamat mencari korban yang terjebak di bawah reruntuhan Ponpes Al-Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia, Rabu (1/10/10/2025). Foto: Trisnadi/AP PHOTOMenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyesalkan tragedi runtuhnya bangunan Ponpes Al-Khoziny, Kecamatan Buduran, Sidoarjo.“Tentu kita sangat-sangat menyesalkan, ya. Kita akan cek semuanya, saya tidak ingin melampaui apa yang sedang diinvestigasi di lapangan,” kata AHY ditemui di Kantor Kementerian Investasi, Jakarta Selatan pada Rabu (1/10).Selain itu, dengan adanya kejadian tersebut, AHY menyinggung soal kualitas bangunan dan konstruksi yang merupakan hal penting. Maka dari itu, investigasi juga akan dilakukan terhadap peristiwa tersebut.“Ini juga menjadi bukti bahwa kualitas bangunan, konstruksi itu penting sekali. Karena bukan hanya kenyamanan atau fungsi, tetapi juga keselamatan yang paling utama. Jadi kami tentunya ingin lebih menginvestigasi lagi dan meyakinkan jangan sampai terjadi lagi seperti itu,” ujar AHY yang juga mengkoordinasikan Kementerian PU ini.