Hamas Perkirakan Lebih dari 2.000 Warga Palestina akan Dibebaskan dari Penjara Israel

Wait 5 sec.

Pemulangan tahanan Palestina dalam tahap pertama gencatan senjata Hamas-Israel awal tahun ini. (Sumber: WAFA)JAKARTA - Sekitar 2.000 tahanan Palestina, termasuk 250 orang yang menjalani hukuman seumur hidup, diperkirakan akan dibebaskan dari penjara Israel berdasarkan kesepakatan yang dicapai antara Hamas dan Israel, ujar seorang perwakilan pimpinan kelompok militan Palestina tersebut.Kelompok Hamas dan Israel menyepakati tahap pertama gencatan senjata di Jalur Gaza. saat perundingan tidak langsung kedua belah pihak dilanjutkan sejak Hari Senin."Pada tahap pertama kesepakatan, sekelompok 20 sandera akan dibebaskan. Sebagai imbalannya, otoritas pendudukan (Israel) akan membebaskan lebih dari 2.000 tahanan Palestina, termasuk 250 orang yang menjalani hukuman seumur hidup," kata perwakilan tersebut, melansir TASS dari kantor berita Maan yang berafiliasi dengan Hamas 9 Oktober.Dijelaskannya, kelompok tahanan tersebut juga termasuk "1.700 orang yang dipenjara setelah pecahnya perang di Gaza" pada Oktober 2023.Lebih jauh perwakilan Hamas juga mengatakan, setidaknya 400 truk berisi bantuan kemanusiaan untuk rakyat Jalur Gaza akan memasuki wilayah kantong tersebut setiap hari dalam lima hari pertama setelah kesepakatan tersebut berakhir.Nantinya, jumlah kendaraan yang mengirimkan bantuan kemanusiaan ke wilayah kantong tersebut akan ditingkatkan.Selain itu, pada tahap pertama perjanjian, "para pengungsi dari bagian selatan Jalur Gaza ke kota Gaza dan wilayah utara wilayah kantong" akan mulai dipulangkan.Seorang perwakilan pimpinan kelompok militan itu menambahkan, "negosiasi mengenai implementasi tahap kedua dari rencana yang diusulkan oleh (Presiden AS Donald) Trump akan dimulai segera setelah implementasi tahap pertama."Sebelumnya, Presiden Trump pada Hari Rabu mengatakan Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan mengenai tahap pertama rencana perdamaian dalam perundingan di Mesir.Menurutnya, tahap ini melibatkan pembebasan semua sandera "segera" dan penarikan pasukan Israel ke garis yang disepakati di dalam Jalur Gaza. Menurut Presiden Trump, langkah pertama telah diambil menuju perdamaian yang langgeng, andal, dan abadi.Pada tanggal 29 September, Gedung Putih merilis "rencana komprehensif" Presiden Trump yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik di Jalur Gaza.Dokumen berisi 20 poin tersebut, khususnya, mengatur penerapan kontrol eksternal sementara di wilayah kantong Palestina dan pengerahan pasukan stabilisasi internasional di sana.Israel menyetujui rencana tersebut, sementara Hamas menyatakan siap membebaskan semua sandera Israel yang ditawan di Gaza dan menyerahkan jenazah mereka.