JPFA Bidik Kinerja Positif Lewat Program MBG dan Ekspor Tilapia

Wait 5 sec.

Ilustrasi: Foto: Dok. ANTARAJAKARTA - PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) melihat peluang peningkatan kinerja melalui dua sektor strategis yaitu program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan ekspor ikan air tawar. Direktur JPFA Rachmat Indrajaya menyampaikan bahwa program MBG yang merupakan salah satu unggulan Presiden Prabowo Subianto, berpotensi memberikan dampak positif bagi perusahaan. JPFA kini telah terlibat sebagai penyedia bahan baku di sejumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). "JPFA setelah ini baru mensuplai bahan baku ke beberapa SPPG. Baik langsung maupun tidak langsung. Tidak langsung adalah melalui operasi, ada juga kita yang langsung pada dapur dapur," ujarnya dalam public expose, Rabu, 3 September. Di sisi lain, JPFA juga menargetkan peningkatan pendapatan dari aktivitas ekspor ikan tilapia ke pasar Amerika Serikat (AS) karena merupakan jenis ikan yang hanya dapat dibudidayakan di kawasan tropis. Head of Aquacultur Division Japfa Ardi Budiono menuturkan, kondisi pasar saat ini sangat menguntungkan bagi Indonesia, terutama setelah Tilapia asal Tiongkok dikenakan tarif impor tinggi sebesar 50 persen. "Saat ini memang ekspor kami masih dikenakan tarif 19 persen, namun beban tarif itu ditanggung oleh konsumen di Amerika. Sejauh ini pasar masih bisa menyerap karena tidak ada pemasok lain yang cukup kuat," tuturnya. Dari sisi kinerja keuangan, JPFA mencatat penjualan bersih sebesar Rp27,5 triliun pada semester I 2025. Angka ini sedikit menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp27,7 triliun. Namun demikian, laba usaha perusahaan turut mengalami penurunan menjadi Rp2,1 triliun, dibandingkan Rp2,6 triliun pada tahun sebelumnya. Segmen pakan ternak dari sektor perunggasan masih menjadi kontributor terbesar, menyumbang 40 persen dari total penjualan. Disusul oleh segmen peternakan komersial sebesar 31 persen, dan sektor hilir (pengolahan hasil peternakan dan produk konsumen) sebesar 10 persen.Direktur JPFA Leo Handoko, menegaskan bahwa bahwa JAPFA menunjukkan komitmen berkelanjutan terhadap penguatan bisnis jangka panjang, tercermin pada peningkatan belanja modal sebesar Rp930 miliar, atau naik dibandingkan pada tahun 2024 senilai Rp720 miliar."Investasi ini juga diarahkan untuk mempercepat program digitalisasi di berbagai unit operasional, mulai dari tahap produksi hingga pemasaran, demi menciptakan produktivitas dan efisiensi biaya yang optimal,” ucapnya.