Utang Luar Negeri RI Turun Jadi Rp 7.100 T di Kuartal III 2025

Wait 5 sec.

Seorang petugas menunjukan pecahan Dolar AS dan Rupiah di salah satu tempat penukaran mata uang asing di Kwitang, Jakarta, Senin (9/12/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparanBank Indonesia (BI) melaporkan posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal III 2025 tercatat sebesar USD 424,4 miliar atau setara dengan Rp 7.100 triliun (kurs dolar Rp 16.730). Nilai tersebut menurun dibandingkan posisi ULN pada kuartal II sebesar USD 432,3 miliar.Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso mengatakan perkembangan tersebut dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan ULN sektor publik dan kontraksi pada ULN sektor swasta.“Secara tahunan, ULN Indonesia terkontraksi 0,6 persen (yoy) pada kuartal III 2025, menurun dibandingkan triwulan II 2025 yang tumbuh sebesar 6,4 persen (yoy),” kata Denny dalam keterangan tertulisnya, Senin (17/11).Sementara itu, ULN pemerintah tumbuh melambat. Posisi ULN pemerintah pada kuartal III 2025 tercatat sebesar USD 210,1 miliar atau secara tahunan tumbuh 2,9 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan 10,0 persen (yoy) pada kuartal II 2025.Denny mengungkapkan, perkembangan ini terutama dipengaruhi oleh kontraksi pertumbuhan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik seiring ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.“Sebagai salah satu instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), ULN dikelola secara cermat, terukur, dan akuntabel, serta pemanfaatannya terus diarahkan untuk mendukung pembiayaan program-program prioritas yang mendorong keberlanjutan dan penguatan perekonomian nasional,” ujarnya.Petugas keamanan melakukan penjagaan di kawasan Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (3/9/2025). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTOBerdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah dimanfaatkan untuk mendukung Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (23,1 persen dari total ULN Pemerintah), Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (20,7 persen), Jasa Pendidikan (17,0 persen), Konstruksi (10,7 persen), Transportasi dan Pergudangan (8,2 persen), serta Jasa Keuangan dan Asuransi (7,5 persen). Posisi ULN pemerintah tersebut didominasi utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah.Di sisi lain, posisi ULN swasta tercatat sebesar USD 191,3 miliar pada triwulan III 2025, menurun dibandingkan dengan posisi pada triwulan II 2025 sebesar USD 193,9 miliar. Secara tahunan, ULN swasta melanjutkan kontraksi pertumbuhan dari kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 0,2 persen (yoy) menjadi sebesar 1,9 persen (yoy).Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh ULN lembaga keuangan (financial corporations) yang terkontraksi sebesar 3,0 persen (yoy) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang terkontraksi sebesar 1,7 persen (yoy).“Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan; Jasa Keuangan dan Asuransi; Pengadaan Listrik dan Gas; serta Pertambangan & Penggalian, dengan pangsa mencapai sekitar 81 persen terhadap total ULN swasta,” jelasnya.Meskipun demikian, Deny menilai struktur ULN Indonesia tetap sehat. Hal ini tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang turun menjadi 29,5 persen pada triwulan III 2025, dari 30,4 persen pada triwulan II 2025, serta dominasi ULN jangka panjang dengan pangsa 86,1 persen dari total ULN.****Reporter: Nur Pangesti