Majelis Umum PBB Perpanjang Mandat UNRWA, Komisioner Soroti Pendanaan

Wait 5 sec.

Pelayanan UNRWA di penampungan pengungsi Palestina. (Twitter/@UNRWA)JAKARTA - Komisioner Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNRWA) menyoroti pentingnya pendanaan, saat PBB memperpanjang mandat badan tersebut.Komite Keempat Majelis Umum PBB pada Hari Rabu mengadopsi resolusi tentang bantuan bagi pengungsi Palestina dan pembaruan mandat UNRWA dengan 149 negara memberikan suara mendukung, 10 negara menolak, dan 13 negara abstain.Di antara negara yang menolak ada Amerika Serikat, Israel, Hongaria dan Argentina. Sementara di antara negara yang abstain yakni Jerman, Italia hingga Latvia.Dalam resolusi tersebut, Majelis Umum menyatakan penyesalan atas ketidakmampuan yang berkelanjutan untuk memulangkan pengungsi ke rumah mereka atau memberikan kompensasi kepada mereka, dengan mencatat situasi mereka masih sangat memprihatinkan, dikutip dari WAFA 20 November.Majelis Umum menekankan pentingnya memberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan, pendidikan, dan mata pencaharian mereka.Resolusi tersebut juga menegaskan kembali pentingnya operasi UNRWA dan menyerukan agar pekerjaannya terus berlanjut tanpa hambatan hingga solusi yang adil untuk masalah pengungsi Palestina tercapai. Mandat badan tersebut diperbarui hingga 30 Juni 2029.Sebelum pemungutan suara, Komisioner Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini menyoroti pentingnya memperbarui mandat badan tersebut untuk melindungi dan membantu pengungsi Palestina hingga solusi yang adil dan langgeng tercapai.Berbicara dalam pertemuan Komite Penasihat UNRWA di Amman, Yordania, Lazzarini menekankan pendanaan yang memadai untuk layanan publik badan tersebut sangat penting untuk melindungi hak, kehidupan dan masa depan jutaan pengungsi.Lazzarini juga menyatakan harapan, Resolusi Dewan Keamanan PBB 2803 tentang Gaza yang baru-baru ini disahkan akan berkontribusi pada perdamaian abadi dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.Ia mencatat situasi di Gaza masih belum stabil setelah dua tahun pemboman Israel yang terus-menerus, pengungsian berulang kali, dan blokade yang keras.Komisioner Jenderal juga membantah klaim UNRWA telah menghentikan operasinya di Gaza, dengan menyatakan: "Ini jauh dari kenyataan. Badan tersebut terus beroperasi dan tetap menjadi penyedia layanan kesehatan dan pendidikan publik terbesar."Lazzarini juga membahas Tepi Barat, mencatat bahwa lebih dari 32.000 orang telah mengungsi paksa dari kamp-kamp pengungsi utara akibat aksi militer Israel — menandai pengungsian pengungsi Palestina terbesar sejak 1967.Ia memperingatkan, kekerasan penjajah telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, mencatat lebih dari 500 insiden pada bulan Oktober saja.Lazzarini juga menyoroti layanan vital yang diberikan UNRWA kepada pengungsi Palestina di luar wilayah pendudukan, termasuk di Lebanon, Suriah, dan Yordania, serta menekankan perlunya dukungan internasional yang berkelanjutan untuk mempertahankan operasi-operasi ini.