Ilustrasi baca buku self improvement. Foto: SritanaN/ShutterstockSalah satu genre buku yang lagi digandrungi orang-orang belakangan ini adalah self improvement. Banyak yang menjadikannya sebagai wadah untuk dapat perspektif atau pemikiran yang lebih baik tentang hidup.Buku self improvement juga tak jarang membantu orang-orang untuk menavigasi emosinya dan mengendalikan hidup biar nggak stres. Salah satu yang merasa terbantu banget oleh buku genre tersebut adalah teman kumparan Rahayu (30).“Yang paling kerasa itu (setelah baca buku self improvement) hidup saya lebih plong. Saya jadi lebih santai menghadapi masalah, nggak gampang tersinggung,” ucapnya.Penasaran buku self improvement apa yang dibaca Rahayu dan teman kumparan lainnya? Yuk, simak cerita mereka di bawah ini.Buku Self Improvement Pilihan teman kumparanIlustrasi Ilustrasi baca buku self improvement. Foto: Shutterstockteman kumparan membagikan judul buku self improvement favorit mereka yang bisa kamu jadikan referensi untuk belajar bikin hidup lebih baik.1. The Subtle Art of Not Giving a F*ck karya Mark MansonRahayu mengungkapkan bahwa buku yang paling membekas di hatinya adalah The Subtle Art of Not Giving a F*ck karya Mark Manson. Sebagai orang yang nggak gampang overthinking, Rahayu merasa buku ini seperti tangan yang menamparnya halus.“Buku ini tuh kayak kita ditampar halus. Hidup itu bukan tentang membuat semuanya sempurna, tapi memilih mana yang layak dipikirkan,” kata Rahayu.“Mark Manson nulisnya to the point, kadang lucu, kadang nyelekit, tapi jujur banget. Saya jadi ngerti bahwa kapasitas energi kita terbatas, jadi gak bisa peduli ke semua hal,” tambahnya.2. The Mountain Is You karya Brianna Wiestteman kumparan Puspita (29) bilang bahwa buku self improvement favoritnya adalah The Mountain Is You karya Brianna Wiest. Buku ini menjelaskan bahwa sering kali hambatan dalam mewujudkan mimpi bukanlah orang lain atau kondisi lingkungan, tapi dirimu sendiri.“Buku ini, tuh, kayak ngobrol sama kakak perempuan yang bijaksana gitu, lho. Ngebahas trauma, self-sabotage, kenapa kita suka nunda, kenapa kita takut sukses,” tutur Puspita.Setelah membaca buku ini, Puspita mengaku semakin jujur dengan dirinya sendiri. “Aku sadar kalau banyak keputusan yang aku buat itu bukan karena aku bodoh, tapi karena aku takut menghadapi diri sendiri,” ucapnya.3. Atomic Habits karya James ClearNara (29) memilih Atomic Habits karya James Clear sebagai buku favoritnya. Menurutnya, buku ini nggak hanya memberikan motivasi kosong bermodal retorika doang, tapi benar-benar menjelaskan proses perubahan kebiasaan melalui riset neuroscience, psikologi, dan behaviour science.“Buku ini membuat saya memahami bahwa perubahan besar bukan datang dari langkah ekstrem, tetapi dari kebiasaan kecil yang diulang setiap hari,” ucapnya.Nikmati serunya sharing hal-hal seru dengan ribuan teman baru di komunitas teman kumparan. Klik kum.pr/temankumparan