Ilustrasi diet tinggi protein. (Pexels/Malidate Van)JAKARTA - Saat ini berbagai metode diet dilakukan oleh banyak orang untuk menjaga kesehatan tubuh. Salah satunya adalah diet tinggi protein.Banyak orang yang melakukan diet tinggi protein karena dianggap bisa membantu kelestarian otot dan memperpajang usia. Namun, anggapan tersebut ternyata sebuah kekeliruan.“Kesalahan umum adalah terlalu menekankan pada mengonsumsi makanan berprotein tinggi, terutama yang kaya protein berbasis hewani, dengan keyakinan bahwa itu penting untuk umur panjang dan pelestarian otot,” ungkap Dr. Monisha Bhanote, dikutip dari Huffpost, pada Senin, 17 November 2025.Dengan diet protein tinggi maka seseorang bisa mengonsumsi produk hewani yang berlebihan, seperti daging, susu, dan telur. Padahal, konsumsi makanan-makanan tersebut terlalu banyak malah mempercepat penuaan.“Konsumsi protein hewani yang berlebihan sebenarnya dapat mempercepat penuaan dan merusak kesehatan seluler, bertentangan dengan kepercayaan populer,” tuturnya.Hal tersebut dapat terjadi karena makanan tersebut mengandung dua senyawa berbahaya, yakni AGEs dan trimethylamine N-oxide (TMAO). Makanan berbasis hewani jika dipanggang, digoreng, atau dipanggang memiliki AGEs yang tinggi.“AGEs adalah senyawa berbahaya yang terbentuk ketika protein atau lemak bergabung dengan gula dalam aliran darah,” jelasnya.“AGEs merusak protein, DNA, dan struktur seluler vital lainnya, mempercepat proses penuaan dan berkontribusi terhadap penyakit kronis seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, dan Alzheimer,” tambahnya.Sementara, TMAO dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, termasuk aterosklerosis, serangan jantung, dan stroke, yang jelas tidak baik untuk umur panjang.“Ini tidak hanya membahayakan kesehatan jantung, tetapi juga mempengaruhi fungsi seluler secara keseluruhan dan umur panjang,” lanjutnya.Oleh karena itu, jika tetap ingin melakukan diet dengan tinggi protein, disarankan untuk lebih banyak mengonsumsi protein nabati atau dari tanaman dan ikan. Ikan memang berbasis hewani, tetapi memiliki susunan yang sama sekali berbeda dengan daging.Penelitian ilmiah telah menunjukkan manfaat bagi kesehatan manusia ketika ikan dikonsumsi secara teratur. Makan ikan dengan rutin telah dikaitkan dengan penurunan risiko kematian dini sebesar 12 persen.