Otoritas Palestina Minta Waspadai Jaringan yang Berupaya Usir Warga dari Gaza

Wait 5 sec.

Warga berjalan di tengah kehancuran di Kota Gaza, Jalur Gaza utara, Minggu (12/10/2025). Foto: Ebrahim Hajjaj/REUTERSKementerian Luar Negeri Otoritas Palestina memperingatkan warga Palestina, khususnya yang berada di Jalur Gaza, untuk mewaspadai jaringan yang berupaya mengusir mereka dari Palestina demi kepentingan Israel. Peringatan ini dikeluarkan usai 153 warga Palestina tanpa dokumen yang sah tiba di Afrika Selatan beberapa hari lalu.Dikutip dari Al Jazeera, Senin (17/11), Kementerian Palestina menyampaikan apresiasi yang mendalam atas dukungan otoritas dan masyarakat Afrika Selatan, dan juga atas keputusan mereka memberikan visa sementara bagi 153 warga Palestina yang dilaporkan berangkat dari Bandara Ramon Israel.Kedutaan Besar Palestina di Pretoria mengatakan tengah berupaya membantu wisatawan yang menderita selama 2 tahun perang genosida Israel, pembunuhan, pengungsian, dan penghancuran. Namun, mereka memperingatkan bahwa perusahaan, entitas tidak resmi, dan perantara tak terdaftar di wilayah Palestina yang diduduki Israel mencoba menyesatkan warga Palestina dan mendorong mereka untuk pergi."Kementerian mendesak masyarakat, khususnya masyarakat di Jalur Gaza, untuk berhati-hati dan tidak jadi korban perdagangan manusia, pedagang dan perusahaan pertumpahan darah, serta agen pengungsian," katanya.153 warga Palestina itu tiba di Afrika Selatan tanpa mengetahui tujuan penerbangan mereka dan tidak memiliki dokumen resmi. Pesawat yang membawa mereka sempat transit di Kenya, dan mereka sempat diminta untuk tinggal di dalam pesawat selama 12 jam sementara pihak berwenang menyelidiki kedatangan mereka.Pada akhirnya, Afsel memberikan visa 90 hari kepada 153 warga Palestina itu.Salah seorang warga Palestina yang ikut dalam penerbangan itu mengaku perjalanan mereka diatur oleh lembaga nirlaba Al-Majd Europe. Berdasarkan laporan Al Jazeera, Al-Majd Europe tidak memiliki kantor di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur.Kedatangan Warga Palestina ke Afsel Bukan yang Pertama KaliOtoritas Manajemen Perbatasan Afrika Selatan mengatakan, 130 warga Palestina akhirnya memasuki negara itu, sementara 23 lainnya dipindahkan dari Afsel menuju tujuan lain melalui bandara. Sebagian besar diperkirakan akan mengajukan suaka.Organisasi bantuan kemanusiaan Afsel, Gift of the Givers, menyatakan komitmennya untuk mengakomodasi mereka selama mereka tinggal.Sementara itu, 153 warga Palestina itu bukan kelompok pertama yang melakukan penerbangan misterius dari Israel. Pendiri badan amal Imtiaz Sooliman dalam wawancara dengan penyiar publik SABC mengatakan pada 28 Oktober ada satu pesawat yang membawa 176 warga Palestina mendarat di Johannesburg. Beberapa orang di antaranya telah berangkat menuju negara lain.Dia mengatakan laporan dari kedatangan warga Palestina menunjukkan bahwa Israel tampaknya mengusir mereka dari Gaza dan membawa mereka ke pesawat tanpa memberi cap pada paspor, supaya mereka terdampar di negara ketiga.Hingga kini, Kementerian Luar Negeri Israel dan kantor PM Benjamin Netanyahu belum berkomentar terkait peristiwa ini.Organisasi militer Israel yang bertugas atas penyeberangan perbatasan Gaza, Koordinator Kegiatan Pemerintah di Wilayah (COGAT), mengatakan menerima persetujuan dari negara ketiga untuk menerima warga Palestina sebagai bagian dari kebijakan pemerintah Israel mengizinkan warga Gaza untuk pergi. Namun, mereka tidak mengungkap nama negara ketiganya.