Anggota kelompok agama Iglesia ni Cristo (Gereja Kristus) protes anti-korupsi di Quirino Grandstand, Manila, Filipina, Minggu (16/11/2025). Foto: Noel Celis/ REUTERSLebih dari 200 ribu orang di Manila menggelar demo antikorupsi yang memasuki hari kedua pada Senin (17/11). Mereka menuntut pertanggungjawaban terkait proyek mitigasi banjir.Berbagai analisis mengungkap bahwa kasus korupsi dalam proyek penanggulangan banjir membuat investor asing ragu berbisnis di Filipina. Kasus ini juga menyebabkan rendahnya pertumbuhan ekonomi akibat melambatnya belanja publik.Saat ini sejumlah demonstran telah memasang tenda. Mereka menargetkan untuk melanjutkan aksi hingga Selasa (18/11) besok.Anggota kelompok agama Iglesia ni Cristo (Gereja Kristus) protes anti-korupsi di Quirino Grandstand, Manila, Filipina, Minggu (16/11/2025). Foto: Noel Celis/ REUTERSAksi ini diinisiasi oleh Gereja Iglesia Ni Cristo yang memiliki dua juta jemaat.Massa yang memulai demo sejak Minggu kemarin membawa spanduk bertuliskan “Bongkar Perbuatan Jahat” dan “Aksi Unjuk Rasa untuk Transparansi dan Demokrasi”.Mayoritas peserta demo mengenakan pakaian putih yang dibawa dari gereja. Selama dua hari, massa menggelar aksi dengan damai.Meski berlangsung damai, para peserta demo menyampaikan rasa frustrasi atas lambannya penyelidikan kasus korupsi proyek penanggulangan banjir. Proyek tersebut dinilai tidak efektif dan penuh penyimpangan.Anggota kelompok agama Iglesia ni Cristo (Gereja Kristus) protes anti-korupsi di Quirino Grandstand, Manila, Filipina, Minggu (16/11/2025). Foto: Noel Celis/ REUTERS“Kami menyerukan agar pemerintah melakukan investigasi yang nyata dan tulus, serta tidak menutup-nutupi siapa pun yang terlibat dalam anomali ini,” kata salah satu pengunjuk rasa, Freddie Beley, seperti dikutip dari AFP.Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr, sebelum demo besar berlangsung, berjanji akan memenjarakan pelaku korupsi setidaknya sebelum Natal tahun ini.Filipina sering dilanda topan yang memicu banjir dahsyat. Pemerintah kemudian menggelontorkan proyek penanggulangan banjir. Namun, rupanya proyek itu tak berdampak positif, terbukti banjir tetap datang setiap topan muncul. Hal ini memicu tudingan proyek mitigasi banjir telah dikorupsi. Pemerintah Marcos turun tangan dan menggelar penyelidikan.