Viral Nasi Beku, Benarkah Lebih Sehat dari Nasi Hangat? Ini Penjelasannya

Wait 5 sec.

Nasi putih (Foto: Freepik/KamranAydinov)JAKARTA - Belakangan ini, banyak beredar di media sosial klaim bahwa nasi yang dibekukan kemudian dipanaskan ulang lebih sehat dibandingkan nasi hangat biasa.Untuk menanggapi hal ini, dr. Dion Haryadi, dokter yang ahli dalam bidang nutrisi dan Fitness memberikan penjelasannya melalui akun Instagram @dionharyadi pada 9 November. Menurut dr. Dion, nasi sejatinya mengandung dua jenis pati, yaitu pati mudah diserap dan pati resisten."Nasi itu mengandung dua jenis pati, pati mudah diserap dan resisten. Proses mendinginkan nasi dapat meningkatkan kandungan dari pati resistennya," ucapnya, dikutip dari akun Instagram @dionharyadi.Ia menambahkan hal ini tidak hanya berlaku pada nasi putih, tetapi juga sudah diteliti pada roti. Semakin tinggi kandungan pati resistennya, semakin lambat lonjakan gula darah saat dikonsumsi."Ini enggak cuma di nasi putih ya, ada juga penelitian pada roti yang menghasilkan respons yang sama. Semakin tinggi pati resistennya, maka semakin lambat juga lonjakan gula darah saat kita konsumsi," kata dr. Dion.Pati resisten sendiri adalah jenis pati yang tidak bisa dicerna oleh tubuh. Proses pembekuan nasi ini sudah pernah diteliti di Universitas Indonesia."Karena pati tersebut tidak bisa dicerna oleh tubuh kita. Proses ini juga sudah pernah diteliti di Universitas Indonesia," imbuhnya.dr. Dion menuturkannasi yang dibekukan dan dipanaskan ulang memang memberikan respons glikemik yang lebih rendah."Untuk nasi yang sudah dibekukan lalu dipanaskan ulang, memang memberikan respons glikemik yang lebih rendah," lanjut dr. Dion.Namun peningkatan pati resistennya sebenarnya tidak terlalu signifikan, hanya naik dari 0,6 gram per 100 gram menjadi 1,6 gram per 100 gram."Walaupun begitu, sebenarnya peningkatan pati resistennya itu sebenarnya enggak terlalu banyak cuma dari 0,6 gram per 100 gram, jadi 1,6 gram per 100 gram," jelasnya.Ia juga menyoroti penelitian tersebut tidak mengeksplor lebih jauh soal kandungan kalori dan karbohidrat pada nasi dingin, namun kemungkinan perubahannya tidak signifikan."Sayangnya dalam penelitian tersebut, tidak dicari lebih lanjut kandungan kalori dan karbohidrat di nasi dingin. Tapi kalau melihat dari data yang ada, sepertinya perubahannya itu tidak banyak," tuturnya.Beberapa klaim yang beredar menyebutkan bahwa nasi dingin bisa menurunkan kalori hingga 50–60 persen, padahal faktanya tidak demikian."Katanya nasi putih yang didinginkan bisa memiliki kandungan kalori yang jauh lebih rendah, padahal sebenarnya enggak. Jumlah kalorinya itu enggak beda jauh dan tetap harus dikonsumsi secukupnya," ujar dr. Dion."Di beberapa video lain juga diklaim bisa nurunin 50-60 persen kalorinya. Kalau kayak gitu, orang-orang bisa saja makan sampai 2 kali lipat lebih banyak, padahal nasi putih hangat juga sebenarnya sama sehatnya kok," kata dr. Dion.Menurutnya, hal terpenting pola makan secara keseluruhan dan konsumsi nasi dengan lauk-pauk yang seimbang. Kombinasi ini dapat menurunkan indeks glikemik makanan."Kalau dikonsumsi dengan lauk-pauk yang lengkap dan seimbang juga enggak akan meningkatkan respon gula darah secara berlebihan," ucapnya."Kalau yang di penelitian, mereka (partisipan) biasanya cuma makan nasi putih saja. Nah kalau kita, siapa di sini yang cuma makan nasi putih saja? Kan pasti sama sayuran dan lauk pauk. Dan itu semua akan menurunkan indeks glikemiknya," lanjutnya.dr. Dion menekankan kenyamanan dalam konsumsi nasi juga penting. Jika merasa praktis dengan nasi beku, hal itu sah-sah saja, tetapi bukan berarti lebih sehat."Kalau kamu nyaman makan nasi yang sudah dibekukan, itu membuat hidupmu jadi lebih mudah, lebih praktis, monggo. Enggak lebih sehat, tapi mempermudah hidupmu ya lanjutkan. Kalau kamu makan nasi yang masih hangat, ya silahkan monggo," jelasnya.Akhirnya, ia menekankan kembali konsumsi nasi putih harus tetap secukupnya."Pada akhirnya, ini kembali lagi ke pola makanmu secara keseluruhan. Nasi putih itu harus dikonsumsi secukupnya." tutupnya.