Tersangka kasus penculikan-pembunuhan pegawai bank saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (16/9/2025). Foto: Nasywa Athifah/kumparanKasus penculikan pegawai bank, Ilham Pradipta (37), saat berbelanja di pusat perbelanjaan di Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada 20 Agustus 2025 masih bergulir. Kali ini, pihak kepolisian melakukan rekonstruksi peristiwa penculikan tersebut.Adapun dalam kasus ini, Ilham ditemukan tewas di semak-semak Serang Baru, Kabupaten Bekasi, dengan wajah, kaki, dan tangan terikat lakban hitam. Dia ditemukan pada 21 Agustus 2025.Sejumlah fakta terungkap dalam rekonstruksi tersebut. Apa saja?Rekonstruksi kasus kepala cabang Bank di Polda Metro Jaya, Senin (17/11/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparanDetik-detik Kematian Ilham TerungkapRekonstruksi yang digelar Senin (17/11) itu mengungkap detik-detik saat Ilham diculik, dianiaya, hingga dibuang dengan tangan dan kaki terikat.Korban dilepas begitu saja di lahan kosong. Tubuhnya diseret, lalu dilemparkan ke rimbunan ilalang sebelum para pelaku kabur berganti pakaian dan nongkrong di kafe seolah tak terjadi apa-apa.Ada 57 adegan yang diperagakan ke-17 orang tersangka dalam rekonstruksi tersebut. Ilham diculik lalu dimasukkan ke dalam mobil pelaku di adegan ke-33.“Pertambahan dari beberapa adegan terkait pemindahan korban dari mobil Avanza ke Fortuner, pemberian uang ke eksekutor, ada keterangan tersangka berbeda,” ujar penyidik Subdit Jatanras Polda Metro Jaya, Iptu Tugiano, saat dikonfirmasi.Peristiwa itu merupakan bagian dari rangkaian panjang penculikan yang dimulai sejak Ilham disergap di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Timur. PenculikanPolisi menggelar rekonstruksi pembunuhan Ilham Pradipta di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (17/11/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparanLima tersangka Erasmus Wawo, Andre Tomatala, Johannes Ronald Sebenan, Emanuel Woda Bertho, dan Reviando bergerak menggunakan Avanza putih, sementara anggota TNI Feri bersama Serka Frengky Yaru memakai Calya yang memimpin perjalanan menuju Lotte Mart.Di perjalanan, Avanza sempat berhenti agar Erasmus bisa menutup dua digit pelat nomor dengan lakban hitam. Setibanya di lokasi, Ilham berjalan menuju mobilnya dan Kopda Feri mengabarkan bahwa target telah tiba.Erasmus dan Andre langsung turun, memaksa Ilham masuk ke Avanza. Korban berontak, namun Reviando menarik kerah bajunya, Andre memegang sisi kiri tubuhnya, dan Erasmus menutup mata serta mulut korban dengan lakban.Begitu Avanza melaju, Erasmus memberi tahu Feri bahwa korban sudah diambil. Saat melintas di depan Kodam Jaya, Ilham kembali meronta. Erasmus memukul paha korban tiga kali dan menghantam jidatnya sambil mengancam. Di titik itulah, menurut rekonstruksi, Erasmus sempat menenangkan korban dengan ucapan, "Jangan ngelawan, kamu mau diantar balik," ucap Erasmus kepada korban.DipindahkanPolisi menggelar rekonstruksi pembunuhan Ilham Pradipta di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (17/11/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparanDalam perjalanan itu, korban kembali ditekan menggunakan lutut. Erasmus lantas menghubungi Feri dan sepakat bertemu di Kemayoran. Di sana, Avanza berisi korban bertemu Fortuner hitam yang dikemudikan tersangka Umri dan ditumpangi Johanes Joko serta Mochamad Nasir, keduanya anggota TNI.Nasir mengusulkan agar korban diputar-putar dulu ke Tanjung Priok, namun Erasmus menolak karena semakin lama korban ditahan, semakin berisiko.Tangan korban kemudian diikat. Erasmus memanggil Johanes Joko untuk membantu memindahkan Ilham. Saat itu Ilham sempat berteriak, “Tolong, ini penculikan,” namun mulutnya kembali ditutup.“Korban terdiam di bagian tengah mobil dengan posisi miring, telungkup, tidak bergerak dan tidak melawan lagi, namun sesekali terdengar suara korban mengerang atau mengorok dan korban masih terlihat menggerakkan lengan,” ujar penyidik saat membacakan reka ulang adegan.Ia juga ditendang dua kali di paha sebelum pintu mobil ditutup. Penyerahan Uang BayaranRekonstruksi kasus kepala cabang Bank di Polda Metro Jaya, Senin (17/11/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparanSetelah pemindahan, Kopda Feri menyerahkan uang Rp 45 juta kepada Erasmus sebagai bayaran penculikan, lalu dibagi kepada lima eksekutor.Di dalam Fortuner, kondisi Ilham melemah. Ia diletakkan di bawah depan kursi tengah dalam keadaan terikat, diinjak, dan lehernya dililit handuk oleh Serka Nasir.Perjalanan menuju arah Cikarang berlanjut dengan pergantian sopir kepada David Setia Darmawan. Sekitar pukul 00.30 WIB, mereka tiba di lahan kosong di Kabupaten Bekasi.Dibuang, Penculikan Tak Sesuai RencanaPolisi menggelar rekonstruksi pembunuhan Ilham Pradipta di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (17/11/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparanNasir melilitkan lagi handuk ke leher korban, menyeret tubuhnya keluar, lalu melemparkannya ke semak-semak.Saat ditanya kondisi korban saat dibuang apakah masih hidup atau tidak, Nasir menjawab dingin “Kalau itu saya kurang tahu," ucapnya.Usai membuang korban, para pelaku menuju SPBU untuk berganti pakaian. Mereka kemudian berkumpul di kafe di kawasan Cibubur bersama Anton, Dwi Hatono, Rochmat, Johanes Joko, dan Nasir, membahas bahwa penculikan tak berjalan sesuai rencana.Di tengah obrolan, Dwi menerima telepon dari Ken yang memberitahu bahwa korban telah ditemukan meninggal dan kabarnya viral. Mendengar itu, Joko langsung mengambil ponselnya dan membuangnya.Dalang dan Rencana PenculikanDirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira menunjukkan foto DPO berinisial EG terkait kasus penculikan pegawai bank, Selasa (16/9). Foto: Nasywa Athifah/kumparanPenculikan ini didalangi Ken alias C yang berniat mencuri dana dari rekening dormant. Untuk mengeksekusi rencananya, Ken membutuhkan otorisasi kepala cabang bank dan kemudian merancang penculikan dengan sejumlah tersangka lain.Ken mengaku memperoleh informasi rekening dormant itu dari seseorang berinisial S. Namun, identitas S masih samar.“Terkait rekening dormant, hasil pemeriksaan, Saudara C alias K itu mendapatkan informasi dari temannya dengan inisial S. Ini masih kita dalami dan melakukan pengejaran, karena identitasnya belum jelas disampaikan,” kata Dirkrimum Polda Metro Kombes Wira Satya Triputra, Rabu (17/9).Ken kemudian bertemu dengan pengusaha sekaligus motivator Dwi Hartono dan tersangka AAM. Mereka membahas dua opsi; memaksa korban memberi otorisasi lalu melepasnya, atau menggunakan kekerasan hingga membunuh korban. Peristiwa pun terjadi, melibatkan total 17 orang tersangka, termasuk oknum anggota TNI. Namun penculikan tidak sesuai rencana. Ilham tewas saat eksekusi rencana itu.Keluarga Korban Yakin Ini Pembunuhan BerencanaTaufan, Kakak Ilham Pradipta Kacab Bank BUMN hadiri Polda Metro Jaya, Selasa (21/10/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparanKeluarga Ilham Pradipta ikut menyaksikan rekonstruksi tersebut. Dari rekonstruksi yang mereka saksikan, keluarga yakin bahwa kasus itu merupakan pembunuhan berencana.Kakak Ilham Pradipta, Taufan Maulana, mengatakan salah satu poin yang menunjukkan bahwa kasus ini merupakan pembunuhan berencana adalah tidak adanya upaya penyelamatan terhadap korban.“Sulit untuk mengatakan tidak ada unsur mens rea di dalam kasus ini. Karena adanya rangkaian perencanaan yang matang dan panjang serta tidak ada upaya penyelamatan kepada almarhum adik kami,” kata Taufan kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Senin (17/11).Fakta lainnya, lanjut Taufan, para pelaku merencanakan penculikan lalu menganiaya korban.“Teman-teman bisa melihat dan mungkin mengikuti sejak awal sampai dengan hari ini bagaimana proses dari diculiknya kemudian dianiaya. Saya bisa memastikan 99 persen pasti akan wafat. Ini hanya soal cara bagaimana menghilangkan nyawa adik saya,” ungkapnya.Keluarga mendesak agar para pelaku dihukum berat sehingga kasus yang sama tidak terulang.“Sehingga ini tidak boleh terjadi di kemudian hari. Ketika hukumannya ringan, maka kasus-kasus seperti ini bisa terjadi lagi kepada siapa pun,” ujar Taufan.