Seorang pria berjalan melewati papan elektronik yang menunjukkan indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo di Tokyo pada 10 April 2025. Foto: Kazuhiro Nogi/AFPSejumlah saham besar Jepang di sektor pariwisata dan ritel anjlok setelah pemerintah China mengimbau warganya untuk tidak bepergian ke Jepang, baik untuk wisata maupun pendidikan. Penurunan ini terjadi di tengah memanasnya hubungan diplomatik kedua negara. Mengutip Bloomberg, saham raksasa kosmetik Shiseido Co. anjlok 9 persen, sementara operator department store Isetan Mitsukoshi Holdings merosot lebih dari 11 persen, penurunan terdalam sejak April. Kedua perusahaan dikenal sebagai destinasi belanja favorit turis China. Saham Oriental Land Co., pengelola Tokyo Disney Resort, serta Ryohin Keikaku Co., operator Muji, juga ikut menekan indeks Nikkei 225.Tekanan muncul setelah Beijing mengeluarkan peringatan bagi pelajar China yang ingin studi di Jepang, menyebut adanya peningkatan risiko terhadap warganya. Peringatan ini keluar setelah PM Jepang Sanae Takaichi menyatakan penggunaan kekuatan militer dalam konflik Taiwan dapat dianggap sebagai ancaman bagi Jepang.Untuk meredakan situasi, Jepang dijadwalkan mengirim diplomat senior ke China pada Senin (17/11).Pariwisata Jepang TerancamIlustrasi bangunan di Tokyo yang menghalangi view ke Gunung Fuji. Foto: Fotokon/ShutterstockTuris China merupakan penyumbang belanja terbesar di Jepang pada kuartal lalu, mencapai sekitar 27 persen dari total konsumsi wisatawan asing senilai 2,1 triliun yen atau USD 13,6 miliar. Peringatan perjalanan dari Beijing ini berpotensi memangkas arus turis yang selama ini menopang pemulihan ekonomi Jepang pascapandemi.Kondisi ini juga dapat membuat Bank of Japan menunda kenaikan suku bunga dan menekan proyeksi pertumbuhan penjualan ritel berbasis pariwisata. Selain itu, risiko boikot produk Jepang di China dapat mempengaruhi penjualan Uniqlo, Asics, dan Muji di pasar China.Ryohin Keikaku menyebut belum ada perubahan operasional di China, tetapi telah memperingatkan staf asal Jepang dan terus memantau situasi.Sektor perjalanan juga terpukulIlustrasi pesawat di Jepang. Foto: AppleZoomZoom/ShutterstockSaham-saham maskapai dan perhotelan ikut melemah. ANA Holdings turun 3,4 persen, Kyoritsu Maintenance jatuh 8,1 persen, dan Trip.com yang terdaftar di Hong Kong merosot lebih dari 4 persen.Meski demikian, juru bicara ANA dan Japan Airlines menyebut pemesanan penerbangan China–Jepang sejauh ini belum terdampak.Analis mengingatkan bahwa ketegangan politik seperti ini pernah memukul ekonomi Korea Selatan. Ketika Korea menerima sistem rudal THAAD dari AS, China membalas dengan larangan perjalanan grup dan penutupan gerai Lotte Mart.Pada 2012, saat Jepang dan China bersengketa soal Kepulauan Senkaku/Diaoyu, jumlah turis China ke Jepang jatuh lebih dari separuh hanya dalam empat bulan.Di perdagangan Senin (17/11), saham perusahaan yang populer di kalangan turis ikut tertekan. Pan Pacific International, pemilik Don Quijote, turun 5,3 persen, sementara Asics melemah 4 persen. Operator restoran sushi Sushiro, Food & Life Companies Ltd., bahkan anjlok hampir 14 persen, penurunan terbesar sejak IPO pada 2017.Namun analis Jefferies Japan menilai penurunan ini belum tentu berdampak besar pada penjualan e-commerce. “Kekhawatiran investor mungkin berlebihan. Dampak offline dan online perlu dilihat secara terpisah,” ujarnya.