Bosch Mulai Bangun Pabrik Baru di Cikarang, Investasi Awal Rp 484,5 M

Wait 5 sec.

President of Bosch for Region Asia Pasific South (Southeast Asia and Oceania) Vijay Ratnaparkhe dalam gelaran Groundbreaking Pabrik Modular Bosch di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (19/11/2025). Foto: Widya Islamiati/kumparanPT Robert Bosch mulai membangun pabrik teranyar di kawasan industri Deltamas Cikarang, Jawa Barat, Rabu (19/11). Pabrik ini akan memproduksi berbagai komponen otomotif dengan konsep modular.Bosch menggelontorkan investasi awal 25 juta euro atau setara dengan Rp 484,5 miliar (kurs Rp 19.380 per euro) untuk pembangunan tahap pertama yang ditargetkan selesai pada kuartal I 2027.President of Bosch for Region Asia Pacific South (Southeast Asia and Oceania), Vijay Ratnaparkhe, mengatakan manufaktur baru yang akan dikembangkan secara bertahap ini dibangun di atas lahan seluas 82.000 meter persegi.Vijay menjelaskan, tujuan pembangunan pabrik baru ini untuk memperluas kegiatan produksi Bosch di Indonesia dan akan menggantikan pabrik sebelumnya, yaitu fasilitas produksi komponen otomotif dan perangkat elektronik di Cikarang. Sehingga nantinya seluruh aktivitas produksi akan dilakukan di pabrik baru itu.Selain memproduksi komponen otomotif seperti electronic control units (ECU) dan engine cooling fans (ECF), fasilitas tersebut juga akan menghasilkan produk teknologi bangunan.“Fasilitas manufaktur baru akan memungkinkan kami untuk memenuhi permintaan orang Indonesia yang terus berkembang dan mendukung kebutuhan produksi dari semua divisi Bosch di bawah satu atap,” ujar Vijay saat Groundbreaking Pabrik Modular Bosch di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (19/11).Vijay mengungkapkan latar belakang perusahaan asal Jerman ini untuk memperluas lini bisnis di Indonesia. Menurutnya, Indonesia merupakan pemain penting dalam strategi bisnis global Bosch, daya tariknya adalah pasar mobilitas yang kuat, tenaga kerja yang dinamis, juga melek teknologi dan basis konsumen yang besar.“Negara terpadat keempat di dunia, basis konsumen Indonesia yang luas dan tenaga kerja yang dinamis, muda, dan paham teknologi memberikan fondasi yang kuat untuk ekspansi berkelanjutan kami,” kata Vijay.Nantinya, pabrik ini juga akan memasok produk untuk pasar dalam negeri. Dia berharap langkah ini bisa menjadi rantai pasok lebih efisien dan biaya lebih terkendali.“Fasilitas manufaktur baru ini mendukung rencana kami dengan pendekatan produksi local-for-local. Hal ini akan membantu bisnis Bosch menjadi lebih lincah dalam merespons perubahan permintaan pelanggan serta menangkap peluang pertumbuhan,” jelas Vijay.Groundbreaking Pabrik Modular Bosch di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (19/11/2025). Foto: Widya Islamiati/kumparanManaging Director Bosch Indonesia, Pirmin Riegger, mengatakan pabrik ini juga menjadi fasilitas manufaktur Bosch pertama yang menerapkan konsep modular. Konsep itu memungkinkan berbagai unit bisnis dari sektor usaha Bosch yang berbeda, dengan beragam proses produksi dan teknologi, dan dapat beroperasi secara bersamaan dalam satu lokasi.“Saya ingin menekankan bahwa ini harus dilihat sebagai pencapaian penting kami berhasil membawa Bosch untuk membangun pabrik sendiri. Fakta bahwa kami siap memulai perjalanan besar ini. Dan perjalanan ini sifatnya akan terus berlanjut tanpa batas ke depan,” tutur Pirmin.Bosch juga memastikan seluruh operasional pabrik ini akan dikelola oleh talenta lokal. Pihaknya juga berkomitmen untuk melatih sumber daya lokal di bidang teknologi manufaktur untuk memperkuat kapabilitas nasional.Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Setia Diarta, berharap pembangunan pabrik baru Bosch ini dapat mendukung program Low Carbon Emission Vehicles (LCEV) di Indonesia.Terlebih program ini mensyaratkan agar perusahaan memenuhi memenuhi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) tertentu bagi kategori Battery Electric Vehicles (BEV) juga melakukan lokalisasi komponen utama dan komponen pendukung bagi kategori Non-BEV.“Kami berharap dengan berdirinya pabrik baru PT Bosch ini perusahaan dapat berkontribusi signifikan dalam mendukung pelaksanaan program LCEV juga penerapan advance manufaktur yang akan nanti dijalankan serta pengembangan kompetensi lokal,” tutur Setia dalam kesempatan yang sama.Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat investasi program kendaraan bermotor roda empat beremisi rendah atau LCEV telah mencapai Rp 22,37 triliun dari oleh 15 perusahaan yang telah partisipasi dalam program tersebut.Secara kumulatif, total produksi kendaraan LCEV pada periode 2022 hingga September 2025 telah mencapai 878 ribu unit dengan melibatkan 274 industri komponen lokal.Sebanyak 15 perusahaan itu memproduksi berbagai jenis kendaraan rendah emisi yang meliputi Kendaraan Bermotor Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2), Hybrid Electric Vehicles (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicles (PHEV), serta Battery Electric Vehicles (BEV).“Selain itu, hingga Agustus 2025 program ini telah menyerap tenaga kerja sebesar 182 ribu orang baik yang bekerja pada perusahaan kendaraan bermotor maupun perusahaan pemasok komponen supplier,” jelas Setia.Program LCEV yang diinisiasi Kemenperin tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 36 Tahun 2021 tentang Kendaraan Bermotor Roda Empat Emisi Karbon Rendah.