Konferensi pers Hari Ikan Nasional 2025: Protein Ikan untuk Generasi Emas 2045 di Jakarta, Rabu, 19 November. (Foto: Theresia Agatha/VOI)JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyampaikan, Pulau Jawa menjadi wilayah dengan jumlah konsumsi ikan masyarakat yang terbilang rendah. Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perikanan Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Machmud mengatakan, hal itu berdasarkan sejumlah penelitian yang telah dilakukan. Dia bilang, penelitian itu pernah dilakukan di lima kota Pulau Jawa, tiga di antaranya adalah Jakarta, Bandung dan Solo. "Jadi, ada penelitian tentang konsumsi ikan di Jawa, ya. Memang konsentrasi kami 60 persen produk (perikanan) konsumsinya masih rendah di Jawa," ujar Machmud dalam konferensi pers Hari Ikan Nasional 2025: Protein Ikan untuk Generasi Emas 2045 di Jakarta, Rabu, 19 November. "Itu penelitiannya kenapa konsumsi ikan di Pulau Jawa, terutama di situ ada Jakarta, Bandung, Solo, kalau enggak salah ini konsumsinya agak rendah," sambungnya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, kata Machmud, sedikitnya ada dua alasan yang menyebabkan jumlah konsumsi ikan masih rendah di Pulau Jawa, yakni makan ikan ribet dan cari ikan segar susah. "(Penyebab) pertama adalah makan ikan itu ribet katanya, yang kedua cari ikan segar susah," katanya. Menurut Machmud, generasi muda saat ini memang tidak suka makan ikan tanpa adanya diversifikasi produk dan inovasi, terutama kalangan Gen Z. "Kalau kami lihat makan ikan ribet gitu, ya, karena posisinya kalau ikan tanpa diversifikasi dan inovasi untuk olahan produk perikanan memang anak-anak muda sekarang, Gen Z, itu umumnya enggak mau makan seperti ikan bakar, kemudian yang masih ada tulang dan segala macam. Agak sulit itu," terang dia. "Ternyata itu ada inovasi-inovasi yang harus kami lakukan, seperti misalkan dibuat fillet, kemudian dikasih tepung. Nah, di situ anak-anak senang sekarang dan ternyata tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun sekarang sudah mulai seperti itu," tambahnya.Sementara terkait mencari ikan segar susah, Machmud tak menampik hal tersebut.Pasalnya, dibutuhkan proses panjang agar ikan dari laut bisa sampai ke tangan masyarakat.Dalam hal inilah, mutu dari ikan itu sulit untuk dijaga."Terus yang kedua ikan segar susah katanya. Terlihat mungkin memang (karena) kami ini posisinya sisi (menjaga kualitasnya) belum begitu bagus, ya. Jadi, kalau ikan dari laut sampai ke gunung 'wah' sudah sulit itu untuk menjaga mutunya," pungkas dia.