Ilustrasi pendidikan dokter. Foto: create jobs 51/ShutterstockDokter merupakan profesi yang sering dianggap oleh masyarakat Indonesia sebagai pekerjaan yang bergengsi dan mulia. Banyak orang tua yang ingin supaya anaknya kelak dapat menjadi seorang dokter, karena dianggap sebagai pekerjaan yang future-proof (tahan masa depan), punya penghasilan yang baik, dan dihormati di kalangan masyarakat. Tidak heran bahwasanya banyak anak muda merasa “didorong” untuk masuk jurusan kedokteran, meskipun sebenarnya mereka tidak tertarik di bidang tersebut.Bagi sebagian anak, keinginan menjadi dokter tidak datang dari diri sendiri, tetapi dari orang tua. Ada yang sejak kecil sudah diarahkan, bahkan sudah dituntut untuk masuk ke jurusan kedokteran. Padahal, tidak semua anak punya minat atau kemampuan untuk mendukung perjalanan mereka di bidang ini. Akibatnya, banyak anak merasa terbebani oleh tuntutan-tuntutan tersebut. Di satu sisi, mereka takut mengecewakan orang tua. Namun, di sisi lain, mereka tidak yakin bisa menjalani perjalanan panjang pendidikan kedokteran.Perjalanan Menjadi DokterMenjadi seorang dokter bukanlah sebuah perjalanan yang singkat dan mudah. Seleksi masuk fakultas kedokteran, yang sering dianggap sebagai hal yang sangat sulit, sebenarnya merupakan salah satu proses paling mudah dalam perjalanan pendidikan kedokteran. Setelah melewati seleksi masuk fakultas kedokteran, mahasiswa masih harus menempuh perjalanan panjang, dimulai dari tahap pre-klinik hingga program internship sebelum akhirnya dinyatakan sebagai dokter yang boleh membuka praktik.• Kuliah atau tahap pre-klinikTahapan ini ditempuh oleh mahasiswa sekitar 3,5–4 tahun lamanya dengan materi yang beraneka macam, mulai dari anatomi manusia hingga ilmu penyakit.• Koas atau tahap klinikPada tahapan ini, yang berlangsung sekitar 2 tahun lamanya, mahasiswa yang telah menjadi dokter muda atau koas (co-assistant) akan berhadapan langsung dengan pasien di rumah sakit sebagai penerapan teori yang telah didapatkan di tahapan pre-klinik.• Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD)Ujian ini adalah satu-satunya ujian penentu yang diselenggarakan oleh negara bagi para calon dokter Indonesia untuk mendapatkan gelar dokter.• Program InternsipProgram ini ditujukan untuk dokter yang baru saja dilantik dan ditempuh selama 1 tahun, di mana biasanya dokter ditempatkan di berbagai daerah, termasuk daerah terpencil.• Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS)Program ini merupakan pendidikan tingkat lanjut yang ditempuh selama 3,5–6 tahun untuk memperdalam bidang spesialisasi tertentu.Semua tahapan ini tentunya membutuhkan tenaga, pikiran, biaya, dan kesabaran luar biasa. Maka dari itu, seorang calon dokter tidak cukup hanya bermodalkan pintar, tapi juga harus memiliki ketekunan dan motivasi kuat untuk melalui semua tahapan tersebut dengan baik.Tanggung Jawab BesarSetelah resmi dilantik menjadi seorang dokter, tentunya banyak tanggung jawab yang harus diemban. Dokter adalah profesi yang berhadapan langsung dengan nyawa manusia, sehingga kesalahan sekecil apa pun dapat berakibat fatal bagi pasien. Selain itu, dokter juga dituntut untuk siap siaga setiap saat, kuat dalam menghadapi berbagai macam kasus klinis, serta harus bergulat dengan sistem rumah sakit yang terkadang lebih mengutamakan bisnis daripada empati dan nilai kemanusiaan.Tantangan ini jelas terasa semakin berat bagi dokter muda yang baru pertama kali menyelami dunia medis lebih dalam. Hal ini terjadi karena idealisme dari teori yang ada sering kali tidak sesuai dengan realitas di lapangan. Sebagian orang pun merasa bahwa profesi ini tidak lagi semurni yang dibayangkan, karena nyatanya seorang dokter tidak dapat membuat keputusan berdasarkan rasa kemanusiaan saja. Seorang dokter tetap harus tunduk pada aturan manajemen rumah sakit atau kebijakan pemerintah, yang terkadang lebih mementingkan keuntungan dibandingkan dengan rasa kemanusiaan.Refleksi untuk Anak dan Orang TuaMeskipun profesi dokter memang merupakan pekerjaan yang mulia, tidak semestinya hal tersebut dapat menjadi sebuah alasan bagi orang tua untuk "mendorong" anaknya menggeluti bidang kedokteran. Anak-anak perlu diberi kebebasan untuk memilih jurusan yang mereka sukai sesuai dengan minat dan bakat mereka. Motivasi mereka untuk menjadi dokter pun harus bersumber dari hati mereka, bukan hanya sebagai alasan untuk memenuhi ekspektasi orang tua mereka.Selain itu, orang tua juga perlu menyadari bahwa kebahagiaan anak tidak dapat diukur hanya dari profesi yang bergengsi. Anak akan lebih bahagia jika minat dan bakat mereka didukung oleh kedua orang tuanya. Dukungan tersebut akan membuat mereka lebih bersemangat, bertanggung jawab, dan siap menghadapi perjalanan pendidikan maupun kariernya.PenutupMenjadi dokter adalah sebuah perjalanan panjang yang menuntut banyak pengorbanan. Tekanan orang tua untuk masuk jurusan kedokteran dapat menjadi beban berat bagi anak, terutama jika hal tersebut tidak sesuai dengan minat mereka. Pada akhirnya, menjadi dokter bukan hanya tentang status, melainkan juga tentang pengabdian yang membutuhkan dedikasi seumur hidup.