Kemenbud Dorong Seniman Hadir di Ruang Kelas Perkuat Karakter Budaya Generasi Muda

Wait 5 sec.

Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Nilai Budaya, Direktorat Pemberdayaan Nilai Budaya dan Pelindungan Hak Kekayaan Intelektual pada Kemenbud Bobby Fernandes saat diwawancara wartawan usai Sosialisasi Penguatan Nilai Budaya ke Sekolah di Cipanas Kabupaten Garut, Jawa Barat. (ANTARA)JAKARTA - Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) tengah menyiapkan Program Gerakan Seniman Masuk Sekolah, sebuah inisiatif yang dirancang untuk memperkuat karakter pelajar melalui nilai-nilai budaya.Program ini menyasar seluruh jenjang pendidikan dan menjadi bagian dari upaya mencetak generasi muda yang beridentitas kuat serta siap menyongsong Indonesia Emas 2045.Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Nilai Budaya, Direktorat Pemberdayaan Nilai Budaya dan Pelindungan Hak Kekayaan Intelektual Kemenbud, Bobby Fernandes, menjelaskan kehadiran seniman di lingkungan pendidikan formal menjadi langkah strategis untuk mendekatkan siswa pada budaya."Kami ingin para seniman hadir di ruang-ruang belajar, sehingga budaya tidak hanya diajarkan secara teoritis, tetapi dipraktikkan secara langsung,” ungkapnya saat kegiatan Sosialisasi Penguatan Nilai Budaya di Cipanas, Kabupaten Garut, Jawa Barat.Menurut Bobby, sekolah memiliki peran penting dalam menanamkan pengetahuan berbasis budaya. Selain melalui kegiatan belajar mengajar, program ini memungkinkan seniman bekerja sama dengan sekolah untuk menghadirkan praktik budaya yang autentik. “Kolaborasi antara seniman dan sekolah ini bersifat saling menguntungkan. Seniman memperoleh ruang ekspresi, sementara sekolah mendapatkan dukungan dalam penguatan karakter siswa,” tuturnya.Saat ini, Kemenbud tengah mematangkan materi dan bentuk kegiatan untuk gerakan tersebut, yang ditargetkan mulai berjalan tahun ini atau pada 2026. Nantinya, seniman bersama guru dapat merancang proyek budaya yang disesuaikan dengan kearifan lokal di tiap daerah. Proyek tersebut bisa berupa kegiatan yang menanamkan nilai-nilai seperti disiplin, gotong royong, dan penghargaan terhadap budaya sendiri.Bobby menegaskan bahwa Indonesia memiliki banyak seniman dengan potensi besar. Tantangan utamanya bukan pada jumlah, tetapi bagaimana menghadirkan mereka ke sekolah secara terstruktur dan berkelanjutan. Oleh karena itu, Kemenbud juga menyiapkan payung hukum agar program ini memiliki dasar yang kuat. “Kami sedang membahas regulasinya, apakah berupa peraturan menteri, surat keputusan bersama, atau bahkan perpres. Ini dibahas lintas kementerian,” jelasnya.Melalui Gerakan Seniman Masuk Sekolah, Kemenbud berharap pendidikan budaya dapat lebih hidup, relevan, dan menyatu dalam keseharian siswa, sehingga membentuk generasi muda yang mengenal jati diri bangsa dan bangga pada akar budayanya.