Forum ATF 2025. (dok. Resmi ATF)JAKARTA - Industri kreatif Indonesia terus menunjukkan daya saingnya. Melalui Bootcamp Akselerasi Kreatif (AKTIF), Kementerian Ekonomi Kreatif menjaring enam karya lokal terbaik yang dinilai paling siap bersaing di Asia TV & Forum Market (ATF) 2025, panggung penting bagi kreator Asia Pasifik.ATF 2025 merupakan forum global terkemuka untuk industri televisi dan hiburan yang didedikasikan untuk kawasan Asia Pasifik yang mempertemukan profesional dari industri hiburan untuk berjejaring, melakukan bisnis, dan berdiskusi tentang tren masa depan di pasar Asia. ATF 2025 diadakan pada 2 hingga 5 Desember 2025 di Sands Expo & Convention Centre di Singapura.Deputi Bidang Kreativitas Media Agustini Rahayu mengatakan AKTIF Bootcamp sebelumnya diikuti 70 peserta dan dirancang untuk meningkatkan kapasitas talenta melalui penguatan distribusi, promosi, serta pengembangan model bisnis kekayaan intelektual, sebagai bagian dari strategi akselerasi jalur komersialisasi karya kreatif.Setelah dilakukan seleksi, kata Agustini, enam karya terpilih untuk mewakili Indonesia di ajang Asia TV & Forum Market (ATF) 2025. Terdiri dari tiga film dan tiga IP animasi.Dari sektor film, karya terpilih meliputi FIlm Komik Jagoan karya sutradara sekaligus produser Dwitya Yoga Dharmawangsa, Film Pelabuhan Berkabut (Fish, Please) garapan sutradara Haris Yulianto dengan produser Annisa Dewi dan Ivan Valentinus, serta Film Bong (Of Womb and Tomb) karya Sutradara Destian Rendra dan Produser Nasir Rustiawan.Selain subsektor film, AKTIF Kementerian Ekraf juga menghasilkan tiga IP animasi yang siap tampil di ATF 2025. Tiga karya terpilih tersebut ialah Kamarong karya Ida Bagus Aditya dan Gilang Bhagaskara, Kwartet: Watu Jiwo Series garapan Dieky Suprayogi, serta Galeo Of SeaWalkers kreasi Andara Fembriarto.“Pemenang Bootcamp ini mendapatkan peluang untuk berlaga di forum ATF sebagai bagian dari program akselerasi kreatif yang kami dorong,” ujar Agustini, dalam keterangan resmi, pada Minggu, 23 November.Melalui Bootcamp AKTIF, kata dia, Kementerian Ekraf memperkuat ekosistem subsektor film dan animasi dengan menyiapkan talenta yang tidak hanya unggul secara kreatif, tetapi juga memahami strategi distribusi dan keberlanjutan bisnis, sehingga mampu bersaing di pasar regional dan global.Agustini bilang pihaknya berharap ekonomi kreatif ini mampu memberikan nilai tambah terhadap industri kreatif nasional. Selain itu, juga diharapkan menjadi penggerak ekonomi nasional atau the new engine of growth.Berdasarkan data dari Bicara Box Office, jumlah penonton film Indonesia hingga pertengahan November 2025 telah mencapai sekitar 65 juta penonton. Selain itu data Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) jumlah film nasional yang rilis di bioskop pada tahun 2025 berjumlah 178 judul film.“Kalau dilihat bukan hanya angan-angan saja, tetapi ini akan dilihat dari figur data, ekraf ini adalah potensi yang sangat baik sekali untuk digarap bersama gitu ya. Dari kementerian atau wakil dari pelaksana negara itu tidak dapat sendiri. Harus dengan asosiasi bahkan kreator langsung untuk mewujudkan the new engine of growth itu,” ungkapnya.Sementara itu, Ketua Asosiasi Industri Animasi dan Kreatif Indonesia (AINAKI) Daryl Wilson menegaskan proses seleksi menitikberatkan pada originalitas, potensi komersial, dan kesiapan materi presentasi.“Karena ini dihubungkan dengan ATF, tentunya aspek komersialisasi menjadi sangat penting. Kesiapan pitch bible juga krusial karena kalian akan bertemu calon mitra, mitra bisnis, hingga investor. Kalian harus siap,” jelasnya.Perwakilan Komik Jagoan, Rigita Andianti menyampaikan bootcamp memberikan pemahaman menyeluruh tentang bisnis perfilman.“Saya belajar bagaimana film tidak hanya sebagai IP, tetapi berkembang menjadi produk lain yang berkelanjutan dan membentuk ekosistem industri yang terintegrasi dari ekshibisi, distribusi, hingga publikasi,” ujarnya.Senada, Produser film Film Pelabuhan Berkabut (Fish, Please) Ivan Valentinus menilai pelatihan ini mengubah perspektifnya sebagai produser.“Selama ini saya hanya fokus membuat film, tetapi di sini diajarkan cara menjualnya dan menemukan penonton baru. Tidak ada film lama atau baru, yang penting bagaimana menjangkau audiens secara tepat,” ungkapnya.Sementara itu, Kreator Galeo Of SeaWalkers Andara Fembriarto menyampaikan antusiasmenya atas terpilihnya karya mereka untuk tampil di ATF 2025. Menurutnya, bootcamp ini memberi pembekalan menyeluruh di luar aspek kreatif.“Ini bukan lagi tentang membuat, melainkan bagaimana kami diajarkan bisnisnya, hukumnya, hingga cara nge-pitch yang praktis dan bisa langsung diterapkan. Materinya sangat grounded dan membantu,” ujarnya.Kreator Kamarong Ida Bagus Aditya menilai AKTIF membuka pemahaman baru terkait aspek legal dan pengelolaan anggaran.“Lewat bootcamp ini saya banyak belajar soal legal dan budgeting yang sebelumnya kurang saya pahami. Ilmu yang saya dapat sangat berdampak dan ingin saya bagikan kembali kepada komunitas animasi di Bali,” ungkapnya.