ADB (Foto: Antara)JAKARTA— Asian Development Bank (ADB) telah menyetujui pinjaman berbasis hasil senilai 470 juta dolar AS atau setara Rp7,8 triliun kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mempercepat transisi Indonesia menuju energi terbarukan dan memajukan sasarannya bagi pertumbuhan berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi rendah karbon.Program Percepatan Transisi Energi Bersih Indonesia (Accelerating Indonesia's Clean Energy Transition Program) Tahap 1 akan membantu pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga fotovoltaik surya dan angin, untuk memperkuat infrastruktur jaringan listrik di Jawa-Madura-Bali, Sumatra, dan Sulawesi, serta meningkatkan kapasitas kelembagaan PLN dalam mengelola transisi energi.Program tersebut diharapkan akan menghindarkan emisi CO2 hingga 2,5 juta metrik ton setiap tahunnya, sekaligus berkontribusi bagi visi Jaringan Listrik ASEAN dengan mengembangkan jaringan listrik yang tangguh sehingga mampu mengintegrasikan energi terbarukan secara efektif pada skala besar dan bertindak sebagai fondasi infrastruktur listrik nasional bagi negara-negara ASEAN.Wakil Direktur ADB untuk Indonesia Renadi Budiman menyampaikan program ini menandai langkah penting dalam perjalanan Indonesia menuju masa depan energi lebih bersih dan lebih berkelanjutan.“Melalui dukungan untuk target energi terbarukan PLN serta memperkuat infrastruktur jaringan, kami membantu Indonesia menyiapkan fondasi bagi ketahanan energi dan konektivitas regional jangka panjang,” ujarnya dalam keterangannya, Rabu, 19 November.Ia menambahkan program ini juga selaras dengan tujuan pembangunan Indonesia guna mencapai status negara berpenghasilan tinggi pada 2045 melalui transformasi ekonomi, sosial, dan tata kelola.Menurutnya program ini menjadi bagian penting Strategi Kemitraan Negara (Country Partnership Strategy) 2025–2029 untuk Indonesia dari ADB, yang memprioritaskan transisi energi bersih guna meningkatkan ketangguhan dan keberlanjutan.Adapun, program akan dilaksanakan selama 2026 sampai 2031 yang terdiri atas pembiayaan 470 juta dolar AS dari sumber daya modal biasa (ordinary capital resources) ADB dan 30 juta dolar AS dari dana yang dikelola ADB, termasuk Dana Infrastruktur ASEAN (ASEAN Infrastructure Fund), dan kontribusi dari Uni Eropa dan Inggris di bawah Fasilitas Katalis Pembiayaan Hijau ASEAN (ASEAN Catalytic Green Finance Facility).Selain itu, program tersebut juga mencakup hibah 3 juta dolar AS dari Dana Perwalian Akses dan Transisi Energi (Energy Access and Transition Trust Fund) yang dihimpun oleh Global Energy Alliance for People and Planet (GEAPP).Ia menambahkan program ini diharapkan dapat memobilisasi investasi swasta lebih dari 1 miliar dolar AS untuk memenuhi pembiayaan proyek pembangkit listrik tenaga surya dan angin berskala utilitas dengan kapasitas keseluruhan 1.800 megawatt.Indonesia sendiri menargetkan 41 persen bauran listrik berasal dari energi terbarukan pada 2040, meningkat dari sekitar 15 persen pada 2024. Program ini juga mendukung pelaksanaan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 yang menetapkan tambahan kapasitas pembangkit sebesar 69,5 gigawatt, dengan 76 persen di antaranya berasal dari sumber energi terbarukan.Selain itu, Renadi menyampaikan program tersebut juga mempromosikan kesetaraan gender dengan mendukung PLN untuk merekrut lebih banyak perempuan di berbagai peran dan departemen yang relevan bagi pengembangan energi terbarukan."Program ini juga bertujuan membangun angkatan kerja transisi energi PLN melalui program pembelajaran, magang, dan pendidikan formal. Pelaksanaannya akan dipandu oleh perlindungan lingkungan dan sosial, didukung oleh alat skrining tata ruang dan penilaian kerentanan iklim," jelasnya.