Ilustrasi PCOS. (Freepik)JAKARTA - Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) merupakan salah satu gangguan hormonal yang dapat dialami perempuan, terlepas dari bentuk atau ukuran tubuhnya. Meski sering dikaitkan dengan kelebihan berat badan, kondisi ini juga bisa muncul pada perempuan bertubuh kurus.Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi, Dr. dr. Gita Pratama, Sp.OG, Subsp. FER., M.Rep.Sc, menjelaskan bahwa PCOS tidak hanya terjadi pada individu dengan berat badan berlebih. Mereka yang kurus pun dapat mengalami gangguan ini, dan kondisi tersebut sering disebut sebagai lean PCOS.“Biasanya gejalanya tidak seberat pasien yang overweight atau obesitas. Itulah yang kami sebut sebagai lean PCOS,” ujar Gita dalam sebuah temu media di Jakarta, seperti dikutip ANTARA.Dokter lulusan Universitas Indonesia itu menambahkan bahwa perempuan dengan berat badan di bawah kisaran ideal tetap perlu menjaga tubuh tetap bugar melalui olahraga teratur serta pola makan yang sesuai kebutuhan.Ketika seseorang sudah mengalami PCOS, ada kecenderungan untuk lebih mudah mengalami peningkatan berat badan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penderitanya lebih cepat merasa lapar dan sering memiliki keinginan untuk mengonsumsi camilan.“Jika akhirnya mengalami obesitas, banyak pasien kemudian menghadapi resistensi insulin—kondisi yang dapat dikategorikan sebagai pra-diabetes,” jelasnya.Seiring waktu, kemampuan insulin untuk menekan kadar gula menjadi berkurang, sehingga risiko diabetes meningkat.“Sekitar 50 persen pasien PCOS bisa mengalami diabetes sebelum usia 40 tahun,” tambah Gita.Ia menekankan pentingnya edukasi mengenai kesehatan reproduksi sejak usia remaja agar masyarakat terbiasa menerapkan gaya hidup sehat. Menurutnya, kebiasaan baik tidak dapat dibentuk secara instan dan membutuhkan latihan disiplin jangka panjang. Bahkan, kecenderungan genetik PCOS sering kali sudah tampak sejak masa remaja.Dalam kesempatan yang sama, dokter dari Rumah Sakit Pondok Indah tersebut juga memaparkan berbagai kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko infertilitas, termasuk gaya hidup sedentari atau kurang bergerak. Kondisi ini dapat memicu PCOS yang kemudian berdampak pada gangguan kesuburan.Contoh kebiasaan tersebut antara lain terlalu banyak duduk saat bekerja, minim aktivitas fisik, lebih memilih kendaraan untuk jarak dekat, hingga sering berbaring ketika memiliki waktu luang.Selain itu, pola makan tinggi gula dan karbohidrat juga dapat memperbesar kemungkinan mengalami kenaikan berat badan dan obesitas.“PCOS bisa berasal dari faktor genetik, tetapi lingkungan seperti pola makan dan tingkat aktivitas juga memiliki peran besar,” tutupnya.