Cuaca Ekstrem, Pertamina Pastikan Distribusi BBM Aman Sampai Wilayah 3T

Wait 5 sec.

Stasiun pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina. Foto: Dok. PertaminaBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan semua pihak untuk siaga menghadapi puncak musim hujan yang diperkirakan berlangsung mulai November 2025 hingga Februari 2026.Hingga akhir Oktober, sebanyak 43,8 persen wilayah Indonesia atau setara 306 Zona Musim (ZOM) telah resmi memasuki musim hujan. Peralihan musim ini membawa konsekuensi meningkatnya potensi cuaca ekstrem di berbagai daerah, mulai dari hujan lebat, angin kencang, hingga ancaman siklon tropis dari arah selatan Indonesia.Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menegaskan bahwa hujan kini mulai meluas dari wilayah barat menuju timur Indonesia dan akan terus meningkat intensitasnya dalam beberapa pekan mendatang.Menghadapi cuaca ekstrem ini, PT Pertamina (Persero) melakukan berbagai upaya untuk memastikan distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) tetap tersalurkan ke seluruh masyarakat di penjuru negeri.Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, mengatakan Pertamina telah mengantisipasi curah hujan ekstrem yang memang terjadi secara tahunan, dengan meningkatkan jumlah pasokan (build up stock)."Kita harus build up stock jauh-jauh hari, khususnya untuk tempat-tempat yang posisinya jauh, pulau-pulau yang agak terpencil itu tentunya kita harus build up stock dari minggu-minggu sebelumnya, kita sudah antisipasi," tegasnya saat ditemui di kompleks parlemen, Rabu (20/11).Untuk mengantisipasi tantangan cuaca ini, Simon menyebut Pertamina juga telah membentuk Satuan Tugas Natal dan Tahun Baru (Satgas Nataru) lebih awal, yakni dimulai pada 13 November 2025"Biasanya Pertamina membentuk Satgas Natal Tahun Baru pada awal Desember, kita sudah mulai 13 November kemarin sudah mulai Satgasnya aktif dengan demikian kita monitor terus hari demi hari ke depan. Kita pastikan supaya kesiapan penyaluran distribusi energi untuk Nataru 2026 berjalan lancar," jelas Simon.Distribusi BBM Pertamina di wilayah 3T. Foto: PertaminaVice President Corporate Communication Pertamina, Muhammad Baron, memastikan bahwa Pertamina telah melakukan perencanaan untuk akhir tahun dan mengantisipasi kondisi cuaca ekstrim, terutama untuk daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T)."Pertamina harus siap menghadapi berbagai situasi dan kondisi, termasuk cuaca yang memasuki musim hujan yang lebih intensif jelang akhir tahun pada November – Desember, sebagaimana data dari BMKG," katanya.Baron menjelaskan, distribusi energi di Indonesia merupakan salah satu yang terumit di dunia, dengan berbagai moda darat, laut dan udara. Selain faktor aksesibilitas wilayah yang terdiri dari kepulauan, faktor cuaca juga seringkali menjadi tantangan.Misalnya, saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi, berpotensi genangan air atau banjir. Dengan kondisi tersebut, penyaluran BBM melalui daratan pasti akan terganggu bila jalur yang ditempuh terdampak banjir."Demikian juga di laut, pengangkutan energi sering dihadang dengan badai dan gelombang tinggi yang memaksa pelaut kami bertahan di tengah lautan dengan kondisi tak menentu," ungkap Baron.Kendati di tengah banyaknya tantangan, Baron memastikan distribusi energi tetap berjalan hingga ke daerah terpencil (remote area). Sebagai BUMN, Pertamina berkomitmen untuk menjaga pasokan dan distribusi BBM dan LPG ke seluruh wilayah dengan aman dan lancar.Hingga saat ini titik distribusi BBM Pertamina telah mencapai 15.345 titik, termasuk 573 lembaga penyalur BBM Satu Harga di wilayah 3T. Perusahaan juga mengoperasikan 4.918 mobil tangki BBM yang melayani distribusi darat ke berbagai SPBU, industri, dan lembaga penyalur lainnya.Selain itu, terdapat 121 terminal BBM yang berfungsi sebagai hub utama penyaluran produk BBM dari kilang maupun untuk impor. Sementara untuk penerbangan, Pertamina mengoperasikan 72 aviation fuel terminal, memastikan suplai avtur yang aman dan stabil di seluruh bandara nasional, termasuk bandara-bandara yang berada di wilayah perintis.Pada sektor LPG, jaringan logistik diperkuat melalui 33 terminal LPG, 17 fasilitas floating storage LPG yang memungkinkan fleksibilitas supply di wilayah kepulauan, serta tiga lokasi ship-to-ship yang menjadi simpul penting distribusi produk LPG skala besar secara efisien."Pertamina senantiasa berupaya BBM jenis Pertalite yang didistribusikan di wilayah 3T aman dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat," imbuh Baron.Corporate Secretary PIS Muhammad Baron di gelaran Indonesia Maritime Week (IMW) 2025 di Jakarta Convention Center (JCC), Senin (26/5/2025). Foto: Widya Islamiati/kumparanBaron menjelaskan, untuk menjangkau wilayah tertentu seperti daerah 3T, Pertamina harus memanfaatkan berbagai moda transportasi, mulai dari darat, laut dan udara. Hal ini, kata dia, membuktikan Pertamina akan tetap menjaga akses energi (accessibility), harga yang terjangkau (affordability) dan produk energi yang dibutuhkan (acceptability), bagi seluruh masyarakat Indonesia.Persiapan Distribusi Energi Jelang NataruPertamina, kata dia, berkomitmen melayani kebutuhan energi di masyarakat, termasuk pada momentum libur nasional Natal dan Tahun Baru. Pada tahun ini, Pertamina mengaktifkan Satgas Nataru lebih cepat, dimulai pada 13 November.Selain itu, Pertamina juga telah menyiapkan pasokan, infrastruktur dan personil untuk melayani masyarakat pada momen puncak Nataru 2025. Baron menyebutkan, pasokan BBM, LPG, Avtur tersedia dalam volume yang cukup dengan ketahanan pasokan 15 – 26 hari."Infrastruktur Pertamina juga telah disiagakan, dengan layanan tambahan di beberapa titik yang mengalami peningkatan konsumsi yang tajam, seperti jalan tol trans Jawa," tutur Baron.Baron menambahkan, Pertamina juga memberikan atensi pada wilayah tertentu, khususnya di wilayah remote. Pertamina telah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah dan KRI untuk mengantisipasi cuaca ekstrim,Untuk mengapresiasi pelanggan, Pertamina juga menawarkan promo MyPertamina, Pelumas, Bright Store, tiket pesawat Pelita Air Service, dan layanan hotel Patra Jasa dan Diskon Avtur untuk bandara tertentu.