Jumlah Konsumsi Ikan Masyarakat RI Masih Rendah, Cuma 25,31 Kg per Kapita

Wait 5 sec.

Plt Direktur Jenderal Perikanan Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP (kedua dari kanan). (Foto: Theresia Agatha/VOI)JAKARTA - Masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi ikan masih terbilang rendah. Hal itu tercermin dari data yang dimiliki Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Direktorat Jenderal Perikanan Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP melaporkan, jumlah konsumsi ikan masyarakat baru mencapai 25,31 kg per kapita per tahun dan hanya menyerap 7,07 juta ton dari keseluruhan komoditas perikanan yang dimiliki Indonesia. "Jadi, posisinya konsumsi kami baru 25,31 (kg per kapita per tahun) di 2024," ujar Plt Direktur Jenderal PDSPKP KKP Machmud di Jakarta, Rabu, 19 November. Berdasarkan bahan paparan yang ditampilkan, jumlah konsumsi ikan masyarakat di Tanah Air memang tidak pernah lewat dari kisaran 25 kg per kapita per tahun. Rinciannya, jumlah konsumsi ikan masyarakat pada 2020 hanya menyentuh 24,58 kg per kapita per tahun, lalu naik ke 25,32 kg per kapita per tahun di 2021.  Tren kenaikan itu terjadi lagi di 2022 yang menyentuh angka 25,88 kg per kapita per tahun. Namun, pada 2023, jumlah konsumsi ikan masyarakat turun ke 25,07 kg per kapita per tahun dan kembali naik ke 25,31 kg per kapita per tahun pada 2024. Adapun preferensi konsumen berdasarkan serapan ikan segar, tilapia menjadi komoditas perikanan yang favorit, dengan jumlah konsumsi hingga 721.000 ton; disusul tongkol sebanyak 619.000 ton; kembung 599.000 ton; lele 559.000 ton; dan bandeng sebanyak 421.000 ton. Berikutnya, ada ikan teri sebanyak 415.000 ton; cakalang 340.000 ton; udang 242.000 ton; selar 240.000 ton; dan mas sebanyak 203.000 ton. Kemudian, ada ikan patin 184.000 ton; cumi-cumi 175.000 ton; ekor kuning 117.000 ton; gabus 116.000 ton; dan ikan bawal sebanyak 85.000 ton.KKP pun menegaskan pentingnya konsumsi ikan sebagai fondasi kesehatan masyarakat sekaligus investasi jangka panjang bagi pembentukan generasi emas 2045.  Generasi tersebut diproyeksikan menjadi motor penggerak kemajuan Indonesia pada satu abad kemerdekaan. Ajakan peningkatan konsumsi ikan tersebut juga sejalan dengan visi Presiden Prabowo dalam RPJMN 2025-2029 dan Astacita kedua yang menekankan kemandirian pangan, energi air serta penguatan ekonomi biru.