Anggota Komisi VI dari Fraksi PDIP, Mufti Anam. (Foto: ANTARA)JAKARTA - Anggota Komisi VI dari Fraksi PDIP, Mufti Anam mempertanyakan upaya perbaikan kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamina yang selama ini digaungkan oleh jajaran direksi holding dan sub-holding PT Pertamina (Persero). Anam kemudian merincikan beberapa peristiwa sejak awal tahun terkait kualitas BBM milik Pertamina yang membuat gaduh di masyarakat. Anam menyebut dirinya pernah menyampaikan keluhan masyarakat kepada Pertamina melalui rapat-rapat yang dilakukan. "Rakyat sedang gaduh soal BBM Oplosan. Yang kemudian kami juga sampaikan di tempat ini, bagaimana rakyat kami ketika membeli BBM yang kualitas yang bagus dengan harga yang tidak murah, yaitu Pertamax tapi ada campuran airnya kemudian mereka beralih ke BP, Shell dan sebagainya," ujarnya dalam Rapat Kerja dengan PT Pertamina (Persero), Rabu, 19 November. Tak hanya itu, setelah peristiwa viral BBM oplosan, Mufti juga mengemukakan terdapat kehebohan lain di Kalimantan Timur di mana banyak masyrakat mengeluhkan kendaraan mogok usai mengisi BBM di SPBU Pertamina. Bahkan, masih banyak masyarakat yang dijanjikan kompensasi namun belum diwujudkan oleh Pertamina. "Nyatanya juga setelah rapat ini selesai, apa yang dijanjikan itu tidak juga direalisasikan," sambung Anam. Selanjutnya, Anam juga mengungkit peristiwa di akhir Oktober di mana sebanyak 290 masyarakat yang mengadu ke Pertamina terkait kualitas BBM Pertalite yang tercampur air. “Dari 290 itu orang yang mau meluangkan waktu untuk buat laporan Pak. Tapi kalau kita lihat di media sosial, di media-media mainstream, banyak sekali, bahkan ribuan, yang dengan kacamata telanjang saja kita bisa membandingkan bahwa BBM kita ini ternyata banyak mengandung zat-zat lain seperti air dan sebagainya,” cecar dia. Untuk itu, Anam meminta, Pertamina mengambil langkah konkret dengan mengevaluasi total dari hulu ke hilir dengan menggandeng Kementerian ESDM serta lembaga berwenang lainnya untuk memperbaiki kualitas BBM yang selama ini dikeluhkan warga. Hadir dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga (PPN) Mars Ega Legowo mengungkapkan jika pihaknya aktif melakukan penguatan dan pengendalian mutu di seluruh rantai pasok BBM. "Pengawasan dilakukan secara berlapis mulai dari proses produksi kilang, sertifikasi laboratorium, pemeriksaan mutu di terminal BBM, pengawasan di mobil tangki, hingga pengecekan kondisi produk di SPBU,” jelas Ega.Tak hanya itu, lanjut dia, Pertamina Patra Niaga juga memperkuat sistem digitalisasi rantai pasok mulai dari sistem digitalisasi di terminal BBM, mobil tangki, hingga layanan SPBU "kami juga bekerja sama dengan Lemigas untuk melakukan pengawasan mutu dan juga dilakukan audit eksternal yang saat ini kita bekerja sama dengan Intertek,” tandas Ega.