Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo. (Foto: ANTARA)JAKARTA - PT Pertamina Patra Niaga melaporkan, hinga Oktober 2025 telah menjual bahan bakar minyak (BBM) meliputi bensin dan solar sebesar 87 juta kiloliter (KL). "Sampai dengan Oktober 2025 volume penjualan sebanyak 87 juta kiloliter di mana 41 persen dari penjualan tersebut adalah kontribusi pendapatan dari produk-produk non-subsidi," ujar Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII DPR RI, Senin, 17 November. Mars menambahkan, bisnis pemasaran Pertamina tumbuh dengan baik serta pihaknya memastikan untuk terus mendorong penjualan produk-produk non-subsidi serta menerapkan digitalisasi guna melakukan monitoring dan pengawasan transaksi produk-produk subsidi. Dikatakan Mars, Pertamina telah menerapkan QR Code secara menyeluruh untuk penyaluran BBM jenis solar maupun jenis Pertalite. Saat ini, lanjut dia, kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu (JBT) solar sudah terkendali di bawah 1,5 persen dari kuota yang diberikan kepada pertamina berkat penggunaan QR Code. "Sementara untuk Pertalite diperkirakan under 10 persen dari kuota 2025," sambung dia. Melalu program subsidi tepat , Mars juga menyebut pihaknya telah melakukan identifikasi fraud terhadap 394.000 nomor polisi (nopol) kendaraan dan telah diblokir oleh Pertamina. Untuk mendorong produk-produk ramah lingkungan, Mars juga menjelaskan jika PT Pertamina Patra Niaga terus mendorong pertumbuhan penjualan produk Pertamax Green 95.Adapun saat ini produk BBM dengan campuran etanol 5 persen ini telah tersedia di 168 SPPU di DKI Jarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DIY."Animo masyarakat cukup baik, dengan pertumbuhan penjualan mencapai sekitar 80 persen dibanding tahun 2024,” tandas Mars Ega.