Kepala IAEA Rafael Grossi (kiri) saat menandatangani kesepakatan melanjutkan kerja sama dengan Menlu Iran Abbas Araghchi. (Sumber: IRNA)JAKARTA - Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi mengonfirmasi dimulainya kembali pemantauan di fasilitas nuklir Iran yang tidak rusak akibat serangan Israel-Amerika Serikat pada Bulan Juni."Para inspektur kami telah kembali ke Iran dan telah melakukan inspeksi di fasilitas-fasilitas yang tidak terpengaruh oleh serangan (Israel dan Amerika) Bulan Juni, tetapi keterlibatan lebih lanjut diperlukan untuk memulihkan inspeksi penuh," kata Grossi dalam sebuah unggahan di X setelah rapat Dewan Gubernur IAEA pada Hari Rabu, dilansir dari IRNA 20 November.Sebelumnya, dalam pidatonya di rapat dewan, Grossi mengatakan ia secara teratur berkomunikasi dengan Teheran dan mendesak Iran untuk memfasilitasi akses IAEA ke lokasi-lokasi yang rusak dengan uranium pengayaan rendah dan pengayaan tinggi untuk menilai statusnya."Kami telah kembali ke Iran, dan sejauh ini lebih dari selusin inspeksi telah dilakukan. Namun, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang relevan dalam Perjanjian Pengamanan Komprehensif," ujar Grossi, seraya menambahkan keterlibatan yang lebih besar diperlukan berdasarkan Perjanjian Non-Proliferasi (NPT).Iran menangguhkan kerja sama dengan IAEA pada Bulan Juni karena masalah keamanan, menyusul agresi AS dan Israel, di mana beberapa situs nuklirnya dibom yang melanggar hukum internasional, NPT dan Piagam PBB.Menanggapi hal ini, Parlemen Iran mengesahkan undang-undang yang melarang akses lebih lanjut ke fasilitas nuklirnya bagi inspektur IAEA. Teheran juga menuduh Badan tersebut secara efektif memberikan perlindungan atas serangan tersebut dengan menyatakan Iran melanggar kewajiban non-proliferasinya dan kemudian gagal mengutuk serangan tersebut.Pada tanggal 8 September, Kepala IAEA menandatangani perjanjian di Kairo dengan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi, yang menetapkan kerangka kerja kesepahaman tentang prosedur inspeksi Badan.Namun, Iran menyatakan perjanjian tersebut batal demi hukum setelah pihak-pihak Eropa dalam perjanjian nuklir yang kini telah berakhir menerapkan apa yang disebut mekanisme snapback, yang memulihkan sanksi PBB terhadap negara tersebut.Belakangan, Teheran kemudian menyatakan mereka telah mengizinkan inspektur IAEA untuk mengunjungi beberapa lokasi nuklir sejak agresi bulan Juni."Selama kami menjadi anggota NPT, kami akan mematuhi komitmen kami, dan minggu lalu, inspektur IAEA mengunjungi beberapa fasilitas nuklir, termasuk Reaktor Riset Teheran," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Esmaeil Baqaei awal bulan ini.