NTB All Out Benahi Infrastruktur, Puluhan Miliar Digelontorkan demi Jalan Mulus 2025

Wait 5 sec.

Paket ruas Jalan Lenangguar-Lunyuk yang berlokasi di Kilometer 69 sampai dengan 71 di Kecamatan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa. ANTARA/PUPR NTBMATARAM - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terus mempercepat pengerjaan sejumlah proyek infrastruktur jalan dan jembatan agar seluruhnya dapat tuntas pada 2025. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) NTB, Sadimin, mengatakan proyek-proyek tersebut tersebar di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.  Salah satunya rekonstruksi ruas Jalan Simpang Tano–Simpang Seteluk di Kabupaten Sumbawa Barat dengan panjang 3,8 kilometer. Anggaran yang digelontorkan mencapai Rp32,5 miliar dan progres fisiknya kini mencapai 63,36 persen. “Kondisi drainasenya kurang baik dan sering terjadi banjir saat musim hujan. Diharapkan pekerjaan ini mampu memperlancar perjalanan ke Kabupaten Sumbawa Barat dan mengatasi banjir di Desa Tambaksari,” ujar Sadimin, Antara, Minggu, 16 November.  Proyek lainnya adalah rekonstruksi ruas Jalan Tanjung Geres–Pohgading–Pringgabaya di Kabupaten Lombok Timur sepanjang 4 kilometer. Progres fisik telah mencapai 76,14 persen dengan anggaran Rp28 miliar. Penyelesaian ruas ini diharapkan memperpendek waktu tempuh dari Pelabuhan Lembar menuju Pelabuhan Kayangan melalui jalur provinsi Batu Jahe–Praya–Keruak–Labuhan Haji–Pohgading–Pringgabaya–Kayangan. Jalan tersebut juga diproyeksikan menjadi pemacu pengembangan wilayah pesisir timur, terutama sektor perikanan, pangan, dan pariwisata. Pemprov NTB juga menangani ruas Jalan Lenangguar–Lunyuk di Kabupaten Sumbawa sepanjang Kilometer 69 hingga 71. Anggaran yang disiapkan lebih dari Rp20 miliar. Menurut Sadimin, jika tidak segera ditangani, akses warga Lunyuk bisa terputus dan mereka harus menempuh jalur memutar melalui Sumbawa Barat dengan waktu perjalanan hingga enam jam. Selain itu, pemeliharaan berkala juga dilakukan pada ruas Jalan Batu Nyale–Sengkol di Pulau Lombok. Kondisi kerusakan jalan di titik tersebut sudah cukup lama akibat lapisan tanah dasar yang kurang stabil serta galian pipa air minum yang tidak memenuhi standar kedalaman. Anggaran perbaikan mencapai Rp3,9 miliar dengan progres pekerjaan 17,61 persen. “Jika ruas ini tidak segera ditangani, potensi kecelakaan akan semakin banyak,” kata Sadimin. Untuk infrastruktur jembatan, pemerintah menangani perbaikan Jembatan Doro O’o di Kabupaten Bima yang rusak akibat banjir pada 2023. Kerusakan semakin parah karena sedimentasi yang membuat air meluap ke pemukiman dan area persawahan. Jembatan senilai Rp6,2 miliar itu kini mencapai progres 35,61 persen.  Pemprov juga memperbaiki Jembatan Selong Belanak di Kabupaten Lombok Tengah, tepatnya di Jalur Pariwisata Selong Belanak–Kuta. Jembatan Mekarsari yang rusak akibat banjir 2024 itu menjadi akses vital yang menghubungkan kawasan wisata Kuta dan Selong Belanak serta mendukung kawasan pariwisata prioritas Mandalika. Proyek ini menelan anggaran Rp4 miliar dengan progres fisik 25,81 persen.