Ilustrasi Overthinking. Foto: ShutterstockApa Itu Overthinking?Overthinking adalah kebiasaan ketika seseorang terlalu banyak memikirkan suatu hal hingga melewati batas yang wajar. Pikiran yang seharusnya membantu menemukan solusi justru menjadi sumber stres. Orang yang mengalami overthinking cenderung memikirkan berbagai kemungkinan buruk, mengulang kejadian masa lalu, atau khawatir berlebihan terhadap hal-hal kecil. Orang yang mengalami overthinking biasanya cenderung menganalisis hal—yang sebenarnya tidak perlu dipikirkan terlalu dalam—secara berlebihan. Seseorang sering kali terjebak dalam pikiran yang berulang, seperti memutar kembali kejadian masa lalu dan membayangkan skenario yang belum tentu terjadi. Kekhawatiran berlebihan akan membuat sebuah kesalahan, sehingga seseorang menjadi takut bertindak atau mengambil keputusan. Selain itu, seseorang juga jadi sering merasa tegang, sulit mengalihkan pikiran ke hal lain, dan akhirnya kelelahan secara mental. Dalam banyak kasus, bahkan keputusan sederhana pun terasa sulit diambil karena rasa ragu dan takut membuat pilihan yang salah.Mengapa Sebagian Orang Lebih Sering Overthinking?Beberapa orang memiliki tingkat kesadaran diri yang sangat tinggi dan cenderung menganalisis setiap hal kecil yang dilakukan atau yang terjadi di sekitar lingkungan. Sementara itu, orang yang tidak terlalu sering overthinking mungkin tidak memiliki masa lalu yang berat, atau tidak terlalu mengkhawatirkan masa depan. Karena itu, ada juga yang tidak merasa perlu untuk berpikir secara berlebihan, seperti halnya orang yang telah mengalami berbagai masalah sejak kecil. Ilustrasi Overthinking. Foto: ShutterstockPengalaman-pengalaman tersebut dapat membuat otak menjadi lebih sadar terhadap diri sendiri serta mampu memandang dunia dengan pemikiran dan perasaan yang lebih mendalam. Selain itu, faktor kepribadian dan lingkungan juga berperan besar. Orang dengan sifat perfeksionis atau yang dibesarkan dalam lingkungan penuh tekanan cenderung lebih mudah overthinking karena merasa harus selalu mengontrol hasil dari setiap tindakan. Kurangnya rasa aman, kepercayaan diri yang rendah, dan kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain juga dapat memperkuat kecenderungan ini. Dengan kata lain, overthinking sering kali muncul sebagai bentuk upaya otak untuk mencari rasa aman dan kendali atas hal-hal yang sebenarnya tidak dapat dipastikan.Overthinking: Baik atau Buruk?Secara umum, overthinking dapat dianggap sebagai kebiasaan yang tidak baik karena dapat memperburuk kondisi mental dan emosional seseorang. Ketika pikiran terus berputar tanpa henti, hal itu dapat memunculkan rasa cemas, khawatir, bahkan depresi. Ilustrasi depresi. Foto: amenic181/ShutterstockKondisi mental yang terganggu ini sering kali berdampak pada kesehatan fisik, seperti mudah lelah, sulit tidur, atau menurunnya sistem kekebalan tubuh. Selain itu, overthinking dapat membuat seseorang sulit mengambil keputusan karena terus-menerus mencoba memprediksi setiap kemungkinan yang akan terjadi. Akibatnya, mereka terjebak dalam keraguan, menunda tindakan, dan kehilangan banyak kesempatan yang sebenarnya bisa membawa perubahan positif. Lebih dari itu, kebiasaan berpikir secara berlebihan juga dapat menghalangi seseorang untuk menikmati hidup saat ini. Pikiran yang terus terpaku pada penyesalan masa lalu atau kekhawatiran akan masa depan membuat seseorang sulit untuk benar-benar hadir dan bersyukur atas apa yang sedang dijalani.Overthinking Tidak Selalu BurukOverthinking dapat dikatakan "tidak buruk" jika digunakan untuk mencapai hasil yang produktif, seperti perencanaan yang lebih matang atau pengambilan keputusan yang lebih jelas.Ilustrasi berpikir Foto: ShutterstockKebiasaan ini dapat bermanfaat untuk memecahkan masalah dan pengembangan diri ketika didorong oleh fakta dan logika, tetapi menjadi merugikan ketika dikuasai oleh rasa takut, keraguan diri, atau emosi yang menghambat tindakan. Perbedaan utamanya terletak pada apakah proses berpikir tersebut menghasilkan wawasan dan persiapan yang berguna, atau justru menimbulkan kebingungan dan stres yang lebih besar. Overthinking dapat menjadi alat perencanaan strategis yang efektif karena memungkinkan seseorang mengantisipasi risiko, merumuskan berbagai solusi, dan mempertimbangkan kemungkinan hasil sebelum situasi benar-benar terjadi. Selain itu, berpikir secara mendalam juga dapat digunakan sebagai sarana refleksi diri dan pertumbuhan pribadi, membantu meningkatkan kesadaran diri, memahami nilai-nilai pribadi, dan menemukan area yang perlu diperbaiki. Ilustrasi semangat menjalani hari Foto: ShutterstockOverthinking yang diarahkan dengan tepat juga dapat membuat seseorang lebih siap menghadapi tantangan karena berbagai skenario sudah dipertimbangkan sebelumnya. Jika proses overthinking akhirnya menghasilkan keputusan yang jelas atau rencana yang matang, kebiasaan ini sebenarnya memberikan manfaat. Cara Mengurangi OverthinkingAda beberapa teknik yang bisa membantu mengurangi kebiasaan overthinking.Untuk strategi yang diterapkan secara langsung, seseorang bisa melakukan tiga hal. Latihan kesadaran penuh: teknik 5-4-3-2-1, dapat menghadirkan diri sepenuhnya di saat ini; sebutkan 5 hal yang terlihat, 4 hal yang bisa disentuh, 3 hal yang terdengar, 2 hal yang tercium, dan 1 hal yang bisa dirasakan. Latihan pernapasan: misalnya metode 4-7-8, yaitu tarik napas selama 4 detik, tahan selama 7 detik, lalu hembuskan selama 8 detik. Mengalihkan perhatian: melakukan kegiatan yang disukai, seperti olahraga atau hobi.Ilustrasi berolahraga. Foto: GBJSTOCK/ShutterstockUntuk strategi jangka panjang, seseorang bisa mencoba tiga hal lainnya.Menjadwalkan waktu khusus untuk khawatir, misalnya 15 menit antara pukul 17.00–1.15. Jika pikiran muncul di luar waktu ini, ingat bahwa bisa menanganinya saat jadwal yang telah ditentukan. Fokus pada hal yang bisa dikontrol: overthinking sering muncul karena kita mencoba mengatur hal-hal di luar kemampuan kita. Terimalah hal yang tidak bisa dikontrol dan alihkan energi pada aspek yang bisa diubah. Menulis jurnal bisa membantu memindahkan kekhawatiran, dari kepala ke kertas, sehingga pikiran menjadi lebih jelas dan teratur.PenutupOverthinking memang wajar dan bisa dialami siapa saja. Tidak mungkin seseorang bisa sepenuhnya menghindari atau menghentikan overthinking dan hal itu tidak apa-apa. Sangat wajar bagi manusia untuk mulai berpikir berlebihan, bahkan ketika awalnya tidak berniat demikian. Yang penting untuk diingat adalah kita tidak sendirian. Semua pengalaman masa lalu dan trauma yang pernah dialami bisa dijadikan pelajaran hidup yang berharga. Selain itu, selalu ada orang lain yang pernah berjuang seberat kita dalam menghadapi pikiran dan perasaan mereka. Dengan menyadari hal ini, kita bisa lebih bersikap lembut pada diri sendiri, belajar menerima pikiran tanpa menekannya, dan menemukan kekuatan dari pengalaman yang sama-sama kita alami sebagai manusia.